Pada episode 15 drakor It’s Okay to Not be Okay atau Pysco
But’s it’s Okay diceritakan ibu Ko Moon Yeong atau Do Hui Je yang selama ini
menyamar sebagai kepala perawat Park di Rumah Sakit Jiwa OK, ditangkap oleh
polisi dan dipenjara. Pada akhirnya, Penulis Ko merasa bersalah kepada Moon
bersaudara dan meminta mereka untuk meninggalkan rumah atau kastil terkutuk,
dengan kata lain meninggalkan Ko Moon Yeong sendirian, seperti keinginan
ibunya.
Namun, Gang Tae bersikeras untuk tetap di sisi Ko Moon Yeong
menemani perempuan itu, agar keinginan ibu Moon Yeong tidak terwujud; membuat
Moon Yeong seperti dirinya. Akhirnya, hati Moon Yeong luluh dengan ciuman!
Haha.
Pada akhirnya, semua berakhir bahagia. Ko Moon Yeong
melanjutkan project menulisnya dengan Sang Tae sebagai ilustratornya. Buku
mereka pun terbit dan peluncurannya di Rumah Sakit Jiwa OK. Tak hanya tiga
tokoh utamanya saja yang bahagia, pun dengan Ju-Ri bersama CEO Lee, Direktur O,
Jae-Su, bahkan para pasien Rumah Sakit Jiwa OK.
Sang Tae pun akhirnya bisa mengalahkan rasa takutnya dengan
kupu-kupu dan menghapus kupu-kupu jahat di mural, mengganti dengan kupu-kupu
cantik. Moon Yeong pun bisa melawan ibunya dan menolak dirinya seperti ibunya.
Akhirnya, mereka bertiga Gang Tae, Moon Yeong dan Sang Tae bepergian dengan
mobil kemah, hadiah dari direktur Rumah Sakit OK.
Akan tetapi, pada akhirnya Sang Tae memilih berpisah dengan
adik-adiknya. Pada saat ini, saya sedih. Membayangkan juga bagaimana sedihnya
Gang Tae sedih, sebab mereka sejak kecil bersama. Tapi, Gang Tae mengerti
keinginan kakaknya, kakaknya ingin bekerja menjadi ilustrator. Ada orang yang
membutuhkan pekerjaannya. Duh, saya sedih di sini. Tapi, tentunya pisahnya
tidak selamanya, sebab nantinya Ko Moon Yeong dan Moon Gang Tae akan kembali
juga.
Nah, saya mau menceritakan dongeng terakhir di drama It’s
Okay to Not be Okay yang ditulis oleh Ko Moon Yeong dan ilustrasi Moon Gang
Tae.
Dongeng Mencari Jati Diri
Dahulu hidup tiga
orang anak yang kehilangan jati diri mereka yakni Si Tong Kosong, Si Kotak dan
Si Anak Lelaki yang Selalu Memakai Topeng. Mereka hidup bersama di sebuah
kastel di tengah hutan. Jati diri mereka direbut oleh Penyihir Bayangan.
Si Kotak berkata, “Kita
harus mencari jati diri kita agar hidup bahagia dan tidak bertengkar.”
Lalu, ketiganya
bepergian menggunakan mobil kemah. Dalam perjalanan ada ibu rubah yang menangis
di ladang yang dipenuhi saljut. Si Topeng bertanya, “Kenapa kau terus menangis?”
Ibu Rubah menjawab, “Aku
kehilangan anak di ladang salju ini. Saat meggendongnya di punggungku, aku
terlalu sibuk mencari makan.” Melihat Ibu Rubah terus menangis dan
memukul-mukul dadanya, anak lelaki itu pun mulai mengeluarkan air mata hangat.
Tak lama kemudian, salju pun meleleh dan mereka berhasil menemukan anak rubah
yang tertimbun salju.
Mereka bertiga
melanjutkan perjalanan dan bertemu dengan badut yang menari tanpa busana di
ladang bunga berduri. Si Tong Kosong bertanya kepada badut itu, “Kenapa kau
terus menari di ladang berduri?”
Si Badut menjawab, “Dengan
begini orang-orang akan memperhatikanku.”
Namun, orang-orang
tetap tak memperhatikannya. Itu hanya membuatnya kesakitan. Lalu, Si Tong
Kosong memasuki ladang berduri dan mulai menari bersama Si Badut.
“Karena aku adalah
tong kosong, tertusuk duri tak akan membuatku terluka,”kata Si Tong Kosong. Sesaat
setelah Tong Kosong mulai berlari dan menari, terdengar suara yang sangat
nyaring di tubuhnya. Orang-orang berkumpul mendengar suara itu, lalu menonton mereka
menari sambil bertepuk tangan.
Mereka bertiga
melanjutkan perjalanan untuk mencari jati diri yang hilang. Di perjalanan, Penyihir
Bayangan muncul di hadapan mereka. Lalu, ia menculik Si Anak Bertopeng dan Si
Tong Kosong. “Mulai sekarang kalian tak bisa hidup bahagia,”kata Penyihir
Bayangan. Setelah itu, kedua anak tersebut dikurung dalam gua yang gelap.
Si Anak Kotak
menemukan keduanya setelah beberapa hari mencari. “Bagaimana ini? Jika ingin
masuk ke dalam gua, aku harus melepas kotak ini,”pikir si Anak Kotak.
Pada saat itu,
terdengar Si Anak Bertopeng berkata, “Pergilah yang jauh, jangan cemaskan kami.
Penyihir Bayangan akan kembali!” Namun, si Anak Kota dengan berani melepaskan
kotak yang dikenakannya dan bergegas memasuki gua yang gelap itu untuk
menyelamatkan Si Anak Bertopeng dan Si Tong Kosong.
Setelah keluar dari
ga, Anak Bertopeng dan Tong Kosong melihat wajah Si Anak Kotak yang dipenuhi
lumpur dan tertawa. Mereka terus tertawa, hingga membuat topeng Si Anak
Bertopeng terjatuh dan tong kosong yang membebani Si Tong Kosong pun terjatuh. Melihat
mereka menemukan jati diri mereka, anak lelaki yang berhasil melepas kotaknya
berkata, “Aku bahagia.”
0 Comments:
Post a Comment
Komentar akan dimoderasi terlebih dahulu. Hanya memastikan semuanya terbaca :)
Usahakan berkomentar dengan Name/URL ya, biar bisa langsung BW balik saya ^^