Introvert atau dalam Bahasa Indonesia disebut dengan introver yang dikenal sebagai sebuah sifat yang suka memendam rasa dan pikiran sendiri, tidak suka atau sulit mengungkapkan kepada orang lain. Dengan kata lain, orang introver memiliki sifat tertutup. Pendapat lain mengatakan, bahwa orang introver itu tidak selalu mengenai sifatnya, tetapi bagaimana cara mereka “memberi daya” pada diri sendiri dengan cara menyendiri, kebalikan dari ekstrover yang perlu bertemu dengan orang lain.
In.tro.ver
a bersifat suka memendam rasa dan pikiran sendiri dan tidak mengutarakannya kepada orang lain; bersifat tertutup (KBBI)
Selama bertahun-tahun mengenali diri sendiri sebagai introver, banyak konotasi negatif yang bersarang pada diri kami – atau saya pribadi. Kepribadian yang cenderung dianggap aneh dan antisosial, bukan pribadi yang menyenangkan dan tentu saja, termasuk menjadi orang yang membosankan. Saya selalu menertawakan diri sendiri mengenai hal ini, dengan cara membuat sebuah goyonan, “Saya saja bosan dengan diri sendiri, apalagi kalian?”
Sesungguhnya, itu bukan sekadar guyonan biasa, sebab memang begitu kenyataannya. Kalian tahu, bahwa saya pribadi terkadang bosan dengan diri sendiri, merasa diri ini tidak menyenangkan dan lebih memilih menjadi generasi rebahan daripada harus sering-sering bertemu dengan orang. Hem. Banyak sekali hal yang mempengaruhi kehidupan saya dengan sifat saya yang introver ini. Apalagi, tak hanya itu saja karakter yang saya miliki. Pun saya memiliki sifat pemalu, pendiam, tidak percaya diri, dan terkadang takut. Lengkap, kan?
Lucunya, sifat tersebut tidak keluar dengan orang-orang tertentu. Misalnya, dengan adik kandung saya. Dekat dengan dia, sifat-sifat saya tersebut sirna, seakan-akan saya ini ekstrover. Saya pun merasakannya ketika bersama orang-orang yang tepat, seperti bersama kawan saya Dwi.
Katakan memang tidak ada yang pasti mengenai karakter introver ini, terlebih lagi ketika sifat saya yang introver ditambah dengan sifat saya yang lain, yakni pemalu, tidak percaya diri, penakut. Tentunya, akan semakin kompleks. Tapi, setelah saya membagikan beberapa hal yang terjadi pada diri sendiri dengan adanya sifat introver ini, teman-teman dunia maya saya mengiyakan. Banyak yang memiliki keputusan-keputusan serupa.
Pada tanggal 16 Maret 2020 pemerintah memutuskan untuk mengimbau masyarakat kerja dari rumah, sekolah dari rumah. Dengan kata lain, memberikan batasan kepada orang-orang untuk berkumpul dan saling bertemu. Bagi saya pribadi, hal ini tidak berpengaruh banyak dalam keseharian saya. Sebab, sebelum ada Covid-19 pun saya sudah bekerja dari rumah.
As an Introvert
Bagi saya, introver itu unik. Sifatnya yang terkadang membuat orang lain kesal, terutama bagi ekstrover. Saya sering mendapatkan ejekan atas sifat saya ini. Terus terang, saya tersinggung dan sakit hati. Tapi, lagi-lagi saya tidak peduli, apabila orang tersebut bukan orang yang layak untuk dijadikan teman. Ada lagi, atas sifat saya ini, saya pun akhirnya ditinggal kekasih sebab terlalu pendiam katanya. Padahal, saya memiliki sifat kompleks tergantung dengan siapa saya berhadapan.1 | Sebelum dan Sesudah Corona Tak ada Bedanya
Saya mengikuti sebuah fanpage di facebook yakni Introvert Problems. Pada fanpage tersebut mereka mengunggah sebuah foto, mengenai keadaan seorang introver sebelum dan sesudah adanya corona – meskipun saat ini corona belum benar-benar usai. Sebagai seorang introver, saya mengiyakan foto tersebut. Tak ada perbedaan besar dalam hidup saya dengan adanya imbauan di rumah saja oleh pemerintah, karena memang saya lebih suka berada di rumah dan bekerja dari rumah.
Apakah saya tidak rindu keluar rumah, nongkrong di kafe, jalan-jalan ke mal dan traveling? Rindu, tetapi tidak sampai membuat saya sakau atau gila. Rindunya biasa saja, sehingga saya betah-betah saja di rumah. Satu hal yang sulit bagi saya yakni mengenai ngaji. Sebab ada Covid-19 ngaji saya diganti dengan daring. Lalu, nanti kalau kembali normal saya kebingungan harus mengaji di mana.
2 | Tidak Langsung Mengiyakan Ajakan
Seorang teman SMA laki-laki pernah ingin bermain ke rumah saya. Saya mencari berbagai alasan agar dia tidak datang ke rumah. Bukan karena dia tidak menyenangkan atau ada sesuatu pada dirinya yang membuat saya enggan untuk menerimanya. Tapi, hal ini murni dari diri saya pribadi, yang cenderung menghindari pertemuan dengan orang asing – selain keluarga atau tetangga. Itu pun, saya membalas dia setelah berjam-jam lamanya, sampai saya yakin untuk memberikan alasan apa.Begitu pula dengan ajakan pertemuan, saya lama sekali membalas atau mengiyakan sebuah pertemuan dengan teman, apalagi lawan jenis. Apabila ada seseorang yang tiba-tiba mengajak bertemu apalagi dia seseorang dari media sosial, harus jelas apa tujuan pertemuan itu. Bukan sekadar, “Cuma ingin bertemu.” Bagi saya, itu tidak masuk akal. Hehe.
Bahkan, dulu ketika saya diajak bertemu oleh teman kuliah, saya lama membalasnya. Berpikir panjang, sampai dia kembali mengirim pesan. “Sebentar saja. Ingin memberi sesuatu.” Dengan kata sebentar saja, sayapun mengiyakan – meskipun sekarang saya menyesal mengiyakan, sebab dia sudah menjadi mantan, haha.
3 | Apabila saya Ramai, Itu Berarti Kita Dekat
Saya pernah bertemu dengan seseorang, kami janjian untuk nonton bersama. Tentu tidak berdua saja, tetapi dengan teman yang lainnya juga. Singkat cerita, ternyata dia membicarakan saya di belakang dan ini disampaikan oleh seorang teman dengan menyindir, “Ramai di media sosial, ketemunya pendiam.” Pada kenyatannya, saya bisa ramai dengan orang yang tepat. Akan tetapi, selama ini memang untuk berhadapan dengan lawan jenis, saya masih canggung, seakrab apa pun kami.Mungkin, secara tidak langsung alam bawah sadar saya membuat benteng tersebut, untuk menjaga diri. Saya masih mencari tahu akan hal ini.
4 | Tidak Langsung Mengangkat Telepon, Apalagi Panggilan Video
Tidak peduli kita seakrab apa, saya cenderung membiarkan panggilan telepon – terutama video – berdering lebih lama, bahkan sampai mati. Barulah ketika saya yakin akan hal tersebut, saya mengangkatnya. Saya sangat malas berbasa-basi, apalagi via telepon. Kenapa demikian? Sebab, rasanya aneh berbasa-basi via telepon, karena saya lebih banyak diam.
Beberapa waktu yang lalu, ketika ustaz mengajak saya untuk mengaji via telepon saya galaunya luar biasa. Saya sampai grogi minta ampun dan salah mengucapkan taawudz. Begitulah. Padahal, kita memang mengaji biasa. Entah kenapa saya grogi sekali.
5 | Canggung Bertemu Orang
Dengan adanya karakter introver ini, saya jadi canggung bertemu dengan orang. Tidak tahu bagaimana bersikap kepada orang lain dan cara merespon yang baik. Sungguh, setelah saya bertemu orang asing apalagi yang main ke rumah, saya akan berpikir, “Apakah saya sudah menyambut dengan baik?”Apabila ada sikap saya yang saya rasa kurang baik, saya menyesal luar biasa. Inilah salah satu alasan, kenapa saya enggan bertemu dengan orang lain. Saya meminimalisir kesalahan.
Canggung bertemu dengan orang, apalagi hanya berdua dan itu laki-laki. Apabila saya mau diajak bertemu berdua saja, itu berarti dia spesial.
6 | Rencana Ketemuan Gagal, Saya Bahagia
Pernah membuat janji dengan salah satu teman. Kami akrab via aplikasi perpesanan, membahas novel, terkadang saya curhat. Suatu ketika dia mengeluarkan buku dan saya ingin membelinya, sebagai basa basi ingin membeli langsung. Kami sama-sama introver. Nampaknya, dia juga tidak nyaman, tetapi juga tak bisa menolak. Akhirnya, dia berkata ada perlu dan kami batal bertemu.Bukannya kesal, saya justru bahagia. Kenapa? Sebab, saya tidak perlu memikirkan perbincangan apa yang akan kami upayakan. Mungkin, dia juga merasakan hal yang sama.
7 | Sulit Mengungkapkan Pendapat
Adanya sifat ini, mempengaruhi saya dalam mencari pekerjaan. Saya sulit menjual diri dan mengungkapkan pendapat. Bahkan untuk memulai sesuatu, saya harus berpikir ulang, meyakinkan diri sendiri bahwa saya harus mencobanya dan tidak apa-apa apabila gagal.Itu beberapa hal yang saya rasakan sebagai orang introver. Kalau kamu bagaimana? Apakah merasakan hal serupa?
0 Comments:
Post a Comment
Komentar akan dimoderasi terlebih dahulu. Hanya memastikan semuanya terbaca :)
Usahakan berkomentar dengan Name/URL ya, biar bisa langsung BW balik saya ^^