Bekerja sebagai pekerja lepas
selama kurang lebih lima tahun, membuat saya mengerti beberapa karakter orang
dari cara mereka menyapa lewat pesan pribadi. Selain berhubungan dengan calon klien
lewat surel, saya juga berhubungan dengan calon klien di pesan pribadi. Tentu,
banyak hal manis nan menyenangkan berhubungan dengan klien, apalagi kalau sudah
deal, pekerjaan lancar, lalu dana
mengalir deras. Tapi, ada juga hal yang menganggu sampai-sampai saya harus
turun tangan untuk melancarkan komunikasi.
Hal ini tak hanya saya alami, pun
dialami oleh para pekerja lainnya yang berhubungan langsung dengan klien.
Seperti kawan saya yang menjadi admin akun kuliner, dia juga sering mengalami
hal serupa, sampai membuat dia kesal. Tapi, karena keseringan mendapatkan
perlakuan semacam itu, dia maklum. Untuk itu, saya menuliskan artikel ini,
aturan tak tertulis cara berkirim pesan kepada klien atau mengajak kerja sama.
1 | Perhatikan Waktu Mengirim Pesan
Saya belajar mengenai ini sewaktu
kuliah. Ketika hendak bertanya kepada dosen melalui SMS – waktu itu belum
banyak yang menggunakan aplikasi chatting -, saya belajar bagaimana menghubungi
dosen dengan baik. Salah satunya adalah dengan memperhatikan waktu mengirim
pesan. Tidak semua dosen mematikan ponselnya ketika malam hari atau menyetelnya
menjadi mode diam. Untuk itu, saya harus memperhatikan waktu untuk berkirim
pesan. Jangan sampai tengah malam kita mengirim pesan dan berpikir, “Nggak
apa-apa dibalas besok.” Ya, belum tentu juga. Siapa tahu, beliau terganggu
dengan pesan yang kita kirim tengah malam itu.
Sama halnya dengan berkirim pesan
untuk kerja sama. Tak banyak orang bekerja sampai malam. Karena tidak semua
orang pekerja lepas dan malam hari adalah waktunya orang normal untuk
beristirahat dan berkumpul bersama keluarga. Jadi, sebaiknya kamu mengirim
pesan ketika jam kerja saja ya.
2 | Memberi Salam
Hal penting lainnya yang harus
diperhatikan yakni, memberikan salam. Layaknya bertamu ke rumah seseorang, kita
mengucapkan salam dengan lantang. Tidak langsung masuk ke dalam rumah, apalagi
langsung duduk. Nah, begitulah adab yang baik ketika mengirim pesan.
Mengucapkan salam, “Assalamualaikum”, “Selamat pagi”, dll. Jangan salah runut
ya, bukan tiba-tiba bertanya, “Bisa kerja sama ini nggak?” atau langsung
bertanya. Apalagi, mengirimkan pesan “P” sebagai pembuka. Sangat tidak sopan,
ya.
3 | Perkenalan
Nah ini, poin yang sangat sering
saya alami yakni tidak ada perkenalan diri. Bayangkan saja, kamu kedatangan
tamu, kemudian langsung bertanya, “Mbak bisa foto produk?”, “Mbak bisa kerja
sama?” apa kamu tidak bingung? Sama halnya ketika saya mengirim pesan kepada
dosen ketika kuliah, yakni dengan menyebutkan nama, prodi, dan angkatan. Begitu
pula dengan kerja sama. Kita harus menyebutkan nama diri kita dan dari mana.
Dengan begitu, lawan bicara akan lebih enak mengajak bicara, apalagi ini lewat
pesan pribadi yang ketika mengobrol tidak tahu jenis laki-laki atau perempuan.
Hal yang paling netral yakni memanggil dengan “kak”. Karena panggilan “kakak”
tidak menunjukkan gender.
Jadi, setelah memberikan salam,
perkenalan diri ya. Agar lawan bicara lebih luwes dalam berkirim pesan, tidak
kebingungan. Jangan sampai, kita yang mengirim pesan, mereka bertanya terlebih
dahulu, “Elo siapa?” huehehe ~ Apalagi, kalau kamu berkirim pesan kepada lawan
jenis dengan bertujuan untuk mendekati, lalu kamu bertanya, “Ini siapa?” helow,
yang berkirim pesan pertama kali siapa?
4 | Memberitahu Tujuan atau Maksud Mengirim Pesan
Tentunya, kamu mengirim pesan
kepada seseorang memiliki maksud atau tujuan tertentu. Oleh karena itu, setelah
memperkenalkan diri utarakan maksud dari tujuan kamu mengirim pesan kepada
orang tersebut dengan jelas. Tidak perlu menunggu sampai pesan dibalas terlebih
dahulu, kamu bisa mengirim pesan langsung keseluruhan dalam satu badan surel
atau pesan pribadi. Dengan demikian, lawan bicaramu akan bisa langsung menjawab
tanpa basa basi bertanya terlebih dahulu.
5 | Mengucapkan Terima Kasih atau Salam Penutup
Setelah poin satu sampai empat,
tentu jangan lupa mengucapkan terima kasih atau salam penutup. Meskipun kamu
berkomunikasi lewat surel atau pesan pribadi, tetap saja lawan bicaramu itu
manusia dan bukan robot. Sungguh menyenangkan bukan, memulai dan mengakhiri
sesuatu dengan salam? Nabi Muhammad SAW saja, mengajarkan kita untuk
mengucapkan salam, meskipun itu salam perpisahan.
Pada kenyataannya, dalam praktik
di lapangan banyak orang yang langsung lompat ke poin empat. Terkadang, ada
yang pakai salam pembuka, terkadang tidak. Yah, mungkin mereka belum tahu atau
terbiasa melakukan hal itu. Saya pun, dulu ketika melamar pekerjaan pakai
surel, saya membiarkan badan surel kosong tanpa apa pun. Ternyata itu salah
sekali.
Baik, semoga bermanfaat.
0 Comments:
Post a Comment
Komentar akan dimoderasi terlebih dahulu. Hanya memastikan semuanya terbaca :)
Usahakan berkomentar dengan Name/URL ya, biar bisa langsung BW balik saya ^^