Dalam agama Islam, kita diajarkan
etika bertamu salah satunya ialah dengan mengucapkan salam. Tentunya, dalam
memperkenalkan diri pun memiliki etika serupa, seperti terlebih dahulu
mengucapkan siapa nama kita dan ada keperluan apa. Adab ini tak hanya berlaku face to face saja, pun ketika dihadapkan
dengan perkenalan dunia maya.
Saya masih ingat zaman hp masih
monoponic, kita sedang ramai-ramainya sms ke teman dan sembarang nomor, sekadar
menghabiskan bonus 100 sms yang sehari pun sudah habis. Lucunya, ketika ada sms
masuk, si pengirim sms pertama bertanya, “Ini siapa?” lha, dia yang mengirim
sms duluan, justru yang bertanya. Setelah percakapan berlanjut, akan ada
pertanyaan “Dapat nomor aku dari siapa?” si pengirim sms pun menjawab, “Nemu di
tembok.”Kamu kira zaman purba apa?
Ternyata kelucuan zaman tersebut
tidak berhenti, meskipun sekarang bukan lagi zamannya ponsel monoponic. Sudah
zamannya smartphone, namun
orang-orangnya masih pakai pemikiran kuno. Beberapa waktu lalu, saya
mendapatkan sebuah pesan whatsapp dari nomor asing.
“Ini siapa?”
Duh, pertanyaan tersebut
benar-benar membuat saya kebingungan. Sudah nomornya asing buat saya, foto
profilnya juga tidak saya kenali. Saya mengingat-ingat mulai dari teman saya
SD, SMP, SMA sampai kuliah, tidak ada wajah seperti itu. Saya sama sekali tidak
bisa menggali ingatan mengenai wajah lelaki plontos yang selfi tanpa senyum
itu.
Saya yang kebingungan pun
membalas dengan mengembalikan pertanyaan, “Lha,
ini siapa?”
Dia kembali membalas, “Kamu dulu,
siapa?” Hem, oke. Dia mulai menyulut
emosi saya. Sabar. Sabar. Sabar. Dia yang mengirim pesan terlebih dahulu, tanpa
memperkenalkan diri dan memaksa saya untuk menyebutkan nama terlebih dahulu.
Karena saya penasaran, siapa
orang ini saya pun membalas, seperti saya pada zaman ponsel monoponic. “Dapat
nomorku dari mana?”
Alih-alih membalas pertanyaan
saya, dia kembali bertanya, “Kamu siapa?” Baiklah, saya sudah selesai main-main
dengan orang ini. Sungguh menyebalkan sekali, saya harus meluangkan waktu tidur
siang saya untuk orang semacam ini. Saya pun bertanya kepada pacar (yang
sekarang mantan, hiks),”Dosa nggak sih,
ngeblok orang?”
Pacar (mantan) saya menjawab, “Nggak
kok, whatsapp ada fitur blokir kan gunanya untuk itu.” Sebagai pacar yang baik dan setia, saya menurut. Saya memblokir nomor dan wajah asing yang muncul
dalam whatsapp saya siang bolong itu.
Adab memperkenalkan diri via
whatsapp, sama pentingnya ketika memperkenalkan diri face to face. Bayangkan saja, apabila kamu bertemu cewek cantik di
mal kamu ujug-ujug bertanya, “Kamu
siapa?”apa iya, dia tidak kebingungan ditanya seperti itu? Paling tidak, ucapkan
salam atau buka dengan kalimat “Boleh kenalan nggak, Mbak?” pertanyaan tersebut
sekalian sebagai konfirmasi bahwa si mbak-nya keberatan atau tidak berkenalan dengan
kamu alias- kamu itu menarik tidak untuk
dikenal.
Bagaimana bisa memikat seorang
perempuan, kalau cara berkenalannya seperti itu. Bahkan, dalam agama Islam memberikan
cara berkenalan (Taaruf) dengan bertukar CV dengan data lengkap, mulai dari
kesukaan, riwayat pekerjaan, riwayat penyakit, dulu sekolah di mana, prestasi
apa yang sudah dicapai selama ini. Lha ini, sekadar perkenalan lewat whatsapp
saja ugal-ugalan, ya mana bisa dapat
perhatian, Mz.
Teringat ketika zaman kuliah,
saya mengirim pesan kepada dosen pembimbing. Menanyakan, kapan bisa menghadap
untuk bimbingan tugas akhir. Tentu, harus tahu waktu yang tepat untuk mengirim
pesan. Jangan asal. Apalagi mengirim pesan malam-malam dengan pikiran, “Ah,
biar dibaca besok pagi. Sekarang pasti sudah tidur.” Justru karena dosen sudah
tidur, sangat tidak elok mengirim pesan malam-malam. Yah, kalau smartphone-nya mode silent, kalau tidak? Bisa-bisa mengganggu dosen pembimbing kamu yang
sedang bermimpi naik onta di Gurun Sahara.
Lebih baik, mengirim pesan sore
hari dan tentu saja, jangan lupa menyebutkan siapa diri kita. Mulai dari nama,
kelas dan jurusan. Selalu perkenalkan diri apabila mulai mengirim pesan
kembali, mahasiswa beliau bukan kamu saja. Dan lagi, sebutkan ada kepentingan
apa mengirim pesan. Kalau tanpa perkenalan yang elok, sudah dipastikan pesan
kamu tidak akan dibalas.
Pesan tidak dibalas gebetan masih
mending daripada tidak dibalas oleh dosen pembimbing, karena taruhannya
skripsimu nangkring nggak kelar-kelar.
Jadi, bagaimana sih etika
berkenalan di dunia maya yang baik, tanpa membuat lawan merasa risih dan pada
akhirnya berujung diblokir?
Tentu saja, yang pertama adalah
mengucapkan salam, kemudian sebutkan nama. Apabila kamu menggunakan surat
elektronik, sekalian sebutkan keperluannya apa, biar tidak buang-buang waktu.
Kalau bisa sih, ketika mengirim pesan via whatsapp juga demikian.
Sabar menunggu pesan kamu
dibalas, tidak usah mengirim pesan “P...P....P...”berkali-kali untuk menarik
perhatian dan segera dibalas. Memangnya kamu siapa? Maksa-maksa pesan harus
dibalas dengan cepat. Berpikir positif saja, dia masih sibuk dan akan membalas
pesan kamu nanti (kalau ingat).
Apabila ditanya, kamu dapat nomor
whatsapp-nya dari siapa, jangan bilang dari tembok apalagi dari coretan di uang
kertas seribuan. Nggak lucu dan sudah tidak zaman. Bilang jujur saja dapat dari
siapa atau hasil dari stalking. Lebih
jujur, lebih baik.
Kalau tidak dibalas dan dicuekin?
Yah, itu nasib kamu yang jelek. Cari target lain.
Saya pribadi biasanya membalas
pesan yang masuk, bahkan pesan ecek-ecek
kayak di atas saya balas, apalagi pesan yang santun penuh kharisma.
Beberapa waktu setelah kejadian blokir lelaki plontos di atas, ibu saya
bercerita kalau beliau memberikan nomor saya ke salah satu orang yang ingin
menjodohkan keponakannya kepada saya.
Ibu berkata, “Katanya dia sms,
kamu nggak balas.” Saya diam. Mengingat-ingat kapan ada lelaki ganteng yang
mengirim pesan kepada saya. Saya merasa tidak pernah menerima pesan penuh cinta
itu.
Lalu, saya teringat dengan lelaki
plontos yang saya blokir beberapa waktu lalu.
Lhoala, itu keponakan temannya ibuk tho.
*pic: taken from pexels.com
0 Comments:
Post a Comment
Komentar akan dimoderasi terlebih dahulu. Hanya memastikan semuanya terbaca :)
Usahakan berkomentar dengan Name/URL ya, biar bisa langsung BW balik saya ^^