Bagaiamana Kalau Nama Saya Marti? - Pernah tidak kepikiran seandainya
nama kamu, bukan nama kamu yang sekarang? Saya sempat kepikiran, bagaimana
kalau nama saya bukan “Wulan” padahal saya merasa nama pemberian orang tua saya
tersebut sangatlah bagus. Yah, meskipun terlalu pendek dan pasaran, hehe.
Nama saya Wulansari, pada akte
kelahiran nama tersebut dipisah menjadi Wulan Sari. Sejak kecil, saya
menggunakan pilihan kedua, yaitu Wulan Sari bukan Wulansari. Tentunya, ada
alasan tersendiri kenapa sejak kecil saya menggunakan dua suku kata dan usai
lulus kuliah saya menggabungnya menjadi satu suku kata.
Singkat cerita, karena kesalahan
penulisan raport dan ijazah ketika SD, maka semua ijazah saya dari SMP-Kuliah
ditulis dengan “Wulansari”, begitu pula dengan KTP saya. Ketika mengurus ijazah
kuliah, siang bolong saya mendapatkan SMS.
Mbk Wulan tolong ke BAAK, urusan mengenai ijazah.
Saya sempat kaget mengenai hal
ini, namun akhirnya saya pun datang ke BAAK kampus. Di sana ternyata pegawai
BAAK bertanya, nama saya Wulansari atau Wulan Sari? Karena pada semua ijazah
saya pakai satu suku kata, sedangkan saya mengisi formulir ijazah dengan dua
suku kata, hehe.
“Disamakan dengan nama ijazah
yang lain saja, Pak,”jawab saya.
“Yakin?”
“Yakin.”
Dengan begitu, nama saya resmi
menjadi Wulansari tanpa spasi.
Biarlah, di akte kelahiran tetap dipisah. Xoxo.
Lalu, siapakah Marti?
Lelaki Melankolis berkata, bahwa
saya sempat hendak dikasih nama Marti
karena saya lahir di bulan Maret. Seperti kamu yang bernama Febri yang lahir di
bulan Februari, Agus yang lahir di bulan Agustus, Novi yang lahir di bulan
November. Dan, yang lahir di bulan Maret seperti saya menjadi MARTI!
Entah kenapa masyarakat kita suka
sekali memberikan nama sesuai dengan bulan kelahiran. Tapi, ada yang lebih seru
lagi, di salah satu keluarga di dusun saya, mereka memberikan nama sesuai nama
hal yang baru dibeli. Astrea adalah nama motor yang baru mereka beli dan
menjadi nama putri kedua mereka.
Martisari, hem, Cukup Bagus, Kan?
Mungkin, kalau Lelaki Melankolis
benar-benar memberikan saya nama Marti, nama saya bukan Wulansari lagi, tetapi
Martisari. Dan kamu, yang mengenalku bukan lagi memanggil Wul atau Lan, tetapi
dengan panggilan Mar, Ti. Haha.
Seperti yang kamu ketahui, saya mengubah
nama saya menjadi Wulan Kenanga untuk keperluan branding di media sosial maupun pada lingkup dunia narablog. Nah,
seandainya nama saya benar-benar Marti, pasti nama beken saya menjadi Marti
Kenanga ~
Oh, Marti merindu ~
Hihi onok-onok wae Maret jadi Marti.
ReplyDeleteSudahlah, biar Marti menjadi nama kesayangan dari Lelaki Melankolis 😙