Ada Hal Magis Dalam Mug Favorit - Alasan Kenapa Saya Suka Mug - Sekembalinya saya ke kosan, saya
menuju dapur, ingin menyeduh kopi dengan cangkir berkelir hitam penuh yang baru
saya beli di Daiso Tunjungan Plaza Surabaya beberapa hari sebelum saya pulang
kampung. Betapa kesalnya saya, ketika tidak mendapati cangkir tersebut di rak
dapur dan hanya menemukan cangkir berkelir putih milik saya dan beberapa
cangkir dengan “merek” suatu produk.
Saya dongkol, tidak jadi menyeduh
kopi.
Saya pun kembali ke kamar, tetap
menghadap komputer jinjing. Lalu, saya pun curhat ke grup pribadi yang hanya
berisi 5 orang.
“Aku kesel, mug hitamku nggak
ada. Pasti adik kos yang pakai, terus nggak dicuci,”tulisku.
Yah, saya punya adik kos yang
suka sekali pakai mug-ku. Sejak dia masuk ke kosan ini, dia suka pakai mug-ku
yang putih, yang masih ada di rak. Saya yakin, mug hitamku pun dia pakai dan
sekarang masih ada dalam kamarnya.
Ini sudah sering terjadi.
Kenapa saya harus seheboh ini,
dengan masalah begitu sepele?
Setahun lalu, saya memutuskan
untuk indekos di Waru, Sidoarjo. Pertama menempati kamar, saya mendapatkan
gelas plastik , teko plastik, dan nampan plastik. Tentu saja, saya kurang suka
dengan gelas plastik dan beberapa peralatan dapur lainnya, sehingga saya pun
langsung mencari dan membeli mug putih di Royal Plaza.
Sebenarnya, bisa saja saya ketika
pulang membawa mug dari rumah. Tapi, karena sayang saya pun membeli baru. Ah,
pasti alasan saja biar mug saya nambah, haha.
Maka, mug putih tersebut yang
menemani saya ngopi di kosan selama berbulan-bulan, sampai saya menemukan mug
berkelir hitam kelam di Daiso.
Alasan Kenapa Suka
Membeli Mug
Mug atau cangkir yang saya beli,
kebanyakan keramik dan ada beberapa buah yang dari enamel. Tentu saja, saya
tidak membeli yang dari plastik, karena kurang cakep, hehe. Alasan kenapa saya
suka membeli mug, bahkan sulit mengendalikan diri untuk tidak beli, hanya ada
dua alasan, yaitu:
Untuk Properti Foto
Hampir setiap foto-foto saya, ada
cangkir atau mug yang nongol. Memang, sejak dulu saya suka memotret mug, dengan
ala-ala dipegang atau flat lay. Tentunya,
agar tidak monoton dengan mug itu-itu saja atau cangkir itu saja, saya jadi
hobi membeli mug. Bahkan, saya sulit menahan diri untuk nggak beli.
Saya sendiri tidak bisa
menghitung, berapa tepatnya mug dan cangkir yang saya miliki. Entah itu di
kosan ataupun di rumah. Yah, anggap saja ini menabung untuk melengkapi kalau
punya rumah kelak. Hehe.
Ada Sisi Melankolis
“Kalau pakai mug-nya Mbak Wulan, rasa
teh-nya lebih enak,”begitu kata adik kos.
Memang, saya pun merasakan hal
serupa. Ada hal magis yang membuat rasa kopi saya lebih nikmat, ketika
menikmati dengan cangkir kesukaan. Ada sisi melankolis yang tercipta ketika
melihat kepulan asap dari cangkir yang saya gunakan.
Hujan, buku, dan kopi dalam
genggaman ~
Selang beberapa lama, ketika adik
kos pulang, mug berkelir hitam saya kembali ke dapur. Karena kejadian ini, saya
membelikan mug untuk adik kos saya tersebut, beberapa hari kemudian dia
mengirim saya chat, ketika saya berada di kampung halaman.
“Mbak Wul, mug dari sampean aku
pecahin. Hikz.. hikz...”
Mungkin adik kosnya mau bilang gini... "tadi mugnya hampir jatuh.. terus aku jatuhin aja sekalian 😁
ReplyDelete