Agar Tidak Ada Lagi Ikan Paus Mati Karena Sampah Plastik di Wakatobi, Kita Bisa Melakukan Beberapa Hal Ini - Beberapa hari yang lalu, saya
membaca berita mengenai ikan paus yang terdampar di perairan Wakatobi. Tubuh
hewan laut tersebut membusuk dan ditemukan banyak sekali sampah plastik dalam
perutnya.
Pada
musim penghujan ini, pastinya nanti akan ada berita sungai meluap, banjir, dsb.
Tentunya, hal tersebut juga dipengaruhi oleh ulah tangan kita sendiri, yang
membuang sampah ke sungai – dan entah kenapa orang suka sekali melakukan hal
ini. Padahal, kita tahu sampah-sampah plastik itu akan berakhir di laut dan sebelum
itu, ia akan menghambat aliran sungai.
Anehnya,
ketika sudah banjir, sungai meluap, kita
menyalahkan kinerja pemerintah. Bertanya, “Pemerintah kerjaannya ngapain
aja, sih?”sedangkan, bukan pemerintah yang membuang sampah di sungai. Tapi,
kita.
Tak
usah berkata, “Orang lain juga sama, kok. Membuang sampah-sampah ke sungai.”Kalau
pemikirannya terus menerus begitu, kita tidak akan pernah bisa mengubah apa
pun. Sama halnya seperti mendukung gerakan buang sampah di sungai. Harusnya,
ketika sungai meluap, banjir dan polusi di laut sehingga membuat ikan-ikan
mati, kita malu dan takut. Karena kita ini penyebabnya.
Saya
pernah menyinggung soal sampah plastik dari air gelas mineral pada artikel ini.
Mengenai bagaimana mensiasati pengurangan gelas plastik, agar tidak menambah
sampah. Bu Risma sendiri, membuat bus sampah yang bertujuan untuk mengurangi
sampah botol air mineral. Sayangnya, saya sendiri pun belum benar-benar bisa
terlepas dari hal ini, itulah kenapa sejak tadi saya berkata “kita” bukan kamu.
Teman
saya, Dwi, sebagai admin salah satu akun kuliner di Mojokerto, sudah mulai
membiasakan diri hidup tanpa plastik. Bahkan dia juga mulai mengajak vendor-vendor
yang dikenalnya untuk tidak menggunakan plastik untuk pembungkus makanan
mereka.
Membaca
berita mengenai ikan paus yang terdampar di pantai beberapa hari lalu dan
ditemukannya banyak sampah plastik dalam perutnya, membuat hati ini teriris-iris.
Saya kah salah satu pelakunya? Hal ini, membuat saya ingin menerapkan aturan
pada diri sendiri untuk tidak menggunakan banyak bahan plastik.
Kemudian,
saya teringat, saya suka kirim-kirim barang pakai kemasan plastik *hiks. Dan
kebutuhan akan plastik lain yang sangat urgent
bagi perempuan adalah pembalut.
Memang,
kantong plastik, pembungkus, kita butuh. Karena dengan berbahan plastik, lebih
aman dari air dan lebih kuat. Kalaupun kita tak bisa menghindari hal satu ini,
atau belum menemukan solusi yang tepat, kita bisa melakukan hal-hal sederhana
di bawah ini untuk mengurangi penggunaan plastik.
Cara Sederhana Untuk Mengurangi Penggunaan Plastik
1 | Membawa Botol Minuman Sendiri
Pada
beberapa kesempatan, saya membawa botol air minum sendiri. Selain untuk
menghemat air minum, pun saya bisa berkontribusi untuk mengurangi sampah
plastik. Sayangnya, saya sering lupa menerapkan hal ini ketika mendatangi
event. Sayangnya lagi, tidak semua orang mau melakukan hal ini, demi nama
sebuah kepraktisan. Tahu sendiri, bahwa di mana-mana sebuah event akan
menyediakan air minum dan seringnya berupa botol plastik atau gelas plastik.
Selain
membawa botol minuman sendiri, ketika membeli makanan lebih baik dimakan di
tempat atau membawa kotak bekal sendiri. Kecuali, ibu pemilik warung
menggunakan daun untuk membungkusnya, hehe.
2 | Ketika Berbelanja Membawa Kantong Belanja Sendiri
Ketika ke mini
market atau belanja ke pasar, usahakan membawa kantong belanjaan sendiri.
Mintalah pada penjual sayur di pasar untuk tidak memakai banyak plastik dan
masukkan ke kantong belanjaan sendiri. Kalau beli ikan bagaimana? Bawa kotak
makanan sendiri. Masukkan ke dalam situ, lebih praktis juga.
3 | Tidak Menggunakan Sedotan dan Sendok Plastik
Teman
saya, Dwi, ketika membeli minuman tidak meminta sedotan. Dalam kasus ini, dia
masih bisa menerapkan pada warung-warung. Karena dia sendiri belum mempunyai
sedotan stainless steel, untuk menggantikan sedotan yang ada. Tapi, kita bisa
menerapkan hal serupa pada keseharian, lebih mudah lagi kalau membawa botol
minuman sendiri atau membawa alat makan sendiri. Tidak berat kok.
4 | Kurangi Menggunakan Bahan Plastik Untuk Perayaan
Memakai balon,
huruf-huruf dari plastik, memang membuat sebuah perayaan meriah. Seperti
perayaan ulang tahun atau pada event-event tertentu. Padahal, selain menjadi
sampah, balon-balon yang diterbangkan itu akan berakhir di laut. Ada berita
yang memilukan dari akibat menerbangkan banyak balon.
Sayangnya,
kita tak sepenuhnya menyadari hal ini. Pada kesempatan kemarin, saya ingin
menjadi relawan fotografer lagi, kemudian saya mengundurkan diri. Saya tidak
sesuai dengan panitia yang mengadakan acara ini. Mereka tidak merundingkan
hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan ini, tahu-tahu kita diminta iuran
sekian. Ditambah lagi, banyak balon yang digunakan untuk anak-anak.
Sedih
rasanya, ingin memberikan contoh, kita sendiri memberikan contoh yang buruk.
Memang seru, bermain dengan balon, tetapi pada akhirnya balon-balon tersebut
menjadi sampah yang sulit terurai.
Lalu,
kenapa saya tidak protes saja? Saya males berdebat, haha. Masalah iuran yang
tiba-tiba ditagih saja, mereka sudah teramat kesal dengan saya, apalagi soal
balon-balon sudah kebeli juga. Haha.
5 | Buang Sampah Pada Tempatnya ~ begitu pula dengan mantan #eh
Seperti yang saya ungkapkan tadi, sampah-sampah yang tidak terbuang dengan baik, dan kita buang di sungai akan berakhir di laut. Selain akan memberikan dampak buruk pada lingkungan, banjir pun akan memberikan dampak buruk pada hewan-hewan di laut. Contohnya, ya paus yang terdampar di Wakatobi tadi. Dan seperti foto-foto di bawah ini;
5 | Buang Sampah Pada Tempatnya ~ begitu pula dengan mantan #eh
Seperti yang saya ungkapkan tadi, sampah-sampah yang tidak terbuang dengan baik, dan kita buang di sungai akan berakhir di laut. Selain akan memberikan dampak buruk pada lingkungan, banjir pun akan memberikan dampak buruk pada hewan-hewan di laut. Contohnya, ya paus yang terdampar di Wakatobi tadi. Dan seperti foto-foto di bawah ini;
Memang,
tidak sepenuhnya kita bisa meninggalkan benda-benda yang terbuat dari plastik.
Tapi, kalau kita bisa menerapkan dari hal-hal kecil, tentunya nanti akan
memberikan dampak yang cukup besar. Seperti membuang sampah pada tempatnya,
membereskan makanan sendiri ketika makan di luar, dan tidak mencintai laki-laki
yang sudah beristri ~ eh.
0 Comments:
Post a Comment
Komentar akan dimoderasi terlebih dahulu. Hanya memastikan semuanya terbaca :)
Usahakan berkomentar dengan Name/URL ya, biar bisa langsung BW balik saya ^^