Solusi Agar Air Mineral Gelas Tidak Mubazir, Pakai Ukuran Kecil -Seorang teman di linimasa
facebook, membuat status, dia mencari air putih gelas ukuran kecil. Mengingat
kita seringkali meminum air gelas ukuran pada umumnya, hanya sedikit, sisanya
terbuang. Mubazir. Lalu, ada beberapa yang berkomentar, “Menambah sampah saja.”
Dari situ, yang awalnya memakai air putih gelasan ukuran kecil yang merupakan
solusi; agar air tidak mubazir, saya mulai memikirkan masalah baru; penumpukan
sampah plastik.
Selalu ada dua sisi dari sebuah
pilihan. Risikonya tentu saja tergantung kita sendiri bagaimana menyikapinya. Mau
dilihat dari sisi “kita tak boleh menyia-nyiakan makanan dan minuman” atau dari
sisi “sampah plastik sulit untuk terurai”. Jadi, kita lihat kembali dari
beberapa sisi tersebut, mana sih yang paling pas untuk diprioritaskan dan mana
yang menjadi urutan kedua.
Karena membaca status teman saya
ini, akhirnya saya mengirim pesan kepada K, mengenai hal ini. Mengenai hubungan
kami, hem, maksud saya mengenai masalah
baru yang timbul akibat bertambahnya sampah plastik karena kemasan air minum
gelasan berukuran kecil.
Bayangkan saja, apabila kita
tidak cukup untuk membunuh dahaga dengan air minum berukuran 115-150 ml ini,
tentunya kita akan mengambil kembali, meminumnya, apabila masih belum cukup
juga kita akan mengambil kembali. Jadi, sudah ada tiga gelas plastik untuk diri
kita sendiri. Lalu, apabila orang lain melakukan hal yang sama, katakan
biasanya cukup 30 gelas plastik, kemudian dikalikan tiga. Hem, cukup
meresahkan.
Walikota Surabaya sendiri, Bu
Risma Tri Rismaharini, memberikan solusi untuk mengurangi sampah plastik yaitu
dengan diadakannya Bus Sampah Surabaya, yang untuk menaikinya harus membayar
dengan sampah plastik yaitu botol air mineral.
Langkah ini sudah cukup bagus
untuk mengatasi menumpuknya sampah plastik, namun selalu muncul masalah baru
pada setiap pilihan. Sudah risiko. Bagaimana kalau orang-orang menjadi lebih
banyak membeli botol minuman, demi naik bus ini? Sebuah pertanyaan yang sulit
dijawab. Namun, ada cara lain untuk menjawabnya. Bukan dengan kita mengais-ngais
sampah mencari botol plastik, lho.
Salah seorang teman di grup blogger mengatakan, “Wah, stok botol plastikku habis. Entek.” Lalu, salah seorang menimpali,”Gampang. Duduk-duduk aja di Indomaret, 30 menit sudah dapat banyak botol plastik.”
Oke, kembali ke masalah air
mineral dengan gelas ukuran kecil tadi.
Seperti yang kita ketahui, seringkali
pada kajian, acara-acara, atau suguhan untuk tamu ketika lebaran kebanyakan
menggunakan gelas air mineral ukuran normal dan kebanyakan pasti ada yang tidak
habis. Terkadang, justru terlihat masih penuh. Kita mau menghabiskan juga sudah
tak bisa, karena bekas orang – hehe. Mengatasi hal ini, keluarlah gelas air
mineral ukuran mini, kemudian muncul masalah sampah plastik tadi.
Masih terasa segar dalam ingatan,
ketika saya mengikuti kajian, usai kajian kami tak langsung pulang. Mengobrol
dan melakukan selfie (xoxo), lalu
teman saya haus. Mau minta air mineral lagi, namun kita sudah tak melihat
kardus berisi air mineral. Kemudian, kami melihat gelas air mineral berada di
sebelah dinding. Teman saya mengambil gelas tersebut, karena terlihat penuh dan
utuh. Nyantanya? Sudah berlubang.
Melalui perbincangan via chat dengan K, ada beberapa solusi yang
mungkin bisa dipertimbangkan, meskipun akan muncul masalah baru lagi.
Menyediakan Air Galon Ketika Kajian
Menurut, K, mending ketika kajian
atau acara tertentu disediakan air galon dan dispenser, agar hanya orang yang
haus saja yang mengambil minum. Lalu, saya bertanya,”Menyediakan banyak gelas
dong?”
Dia menjawab,”Beberapa saja.”
“Sulit,”jawab saya.
Tentunya, banyak orang yang
enggan minum dari gelas bekas orang lain, meskipun itu perkumpulan laki-laki. Ditambah
lagi, ketika banyak orang yang ingin minum, cenderung akan mengantre.Lalu,
kalau acara tersebut ada makan bersama bagaimana? Tentu, semakin sulit. Mau tak
mau harus menyediakan banyak gelas, akhirnya cucian menumpuk. Padahal, adanya
air mineral gelas plastik bertujuan untuk memudahkan kita. Agar tidak perlu
menumpuk cucian dan tak perlu menyediakan banyak
gelas.
Selain masalah di atas,
disediakannya dispenser pun membuat orang enggan untuk minum. Mau minum sungkan, nggak minum haus. Biasanya sih,
ini dari kaum perempuan. Pasti juga karena faktor malas untuk mengambil air
juga. Begitu?
Pakai Botol Air Mineral Ukuran 330ml
Ini ide dari salah satu komentar
di status teman saya mengenai air mineral. Kasih saja botol air mineral ukuran
kecil, paling kecil. Jadi, kalau mereka tidak habis meminumnya, mereka bisa
kembali menutup botol air mineral dan membawanya pulang.
Idenya cukup bagus, bagus sekali
malahan. Di sisi lain, tak akan menambah bank sampah, pun air mineral tak akan
mubazir terbuang. Dan lagi, sampah botolnya bisa digunakan untuk naik bus
sampah Surabaya, hehe.
Nah, yang menjadi permasalahannya
justru dari pihak penyelanggara atau dari tuan rumah. Apakah bujet mereka ada
untuk memberikan kita air mineral botol? Apabila menggunakan air mineral gelas
yang ukuran 220ml kita mengeluarkan dana sekitar 32ribu untuk 48 gelas,
sedangkan untuk air mineral botol ukuran 330ml, harganya sekitar 2200/botol.
2200 dikalikan 48, hem. Sudah tak usah saya sebutkan berapa. Tentunya, akan
mengeluarkan biaya jauh sangat mahal, sedangkan untuk acara kajian dan
semacamnya dananya terbatas.
Dari pilihan di atas, nampaknya
tidak menemukan titik cerah di mana solusi yang mendekati sempurna. Ya, apa pun
pilihannya, yang jelas tentukan prioritas, mana yang lebih diutamakan mana bisa
dinomorduakan.
Mungkin solusi terbaik ialah, ke
mana-mana kita membawa botol air minum sendiri? Selain akan mengurangi sampah
plastik pun kita bisa berhemat. Betul?
Ya memang lebih baik membawa botol minuman sendiri yang sudah dipersiapkan di rumah.
ReplyDeleteSelain tidak menambah sampah, kita juga bisa mengira-ngira seberapa banyak air yang akan kita butuhkan.
Nah betul, karena kita sendirilah yang paham kebutuhan diri sendiri.
DeleteTergantung dari orangnya masing-masing sih mbak, lagian setiap kemasan minuman itu kan ada takarannya masing-masing. Kalau kita bisa memahami kebutuhan air minu yang kita butuhkan, insyaalloh sih gak akan nambah banyak sampah.
ReplyDeleteSaya juga sering banget tuh melihat banyaknya sampah botol bekas air minum plastik di pinggir-pinggir jalan, apalagi kalau sehabis acara-acara tertentu, mirisnya lagi ada yang air minumnya masih setengah penuh.
ReplyDeletesetengah penuh itu seperti apa ya mbak? hehe
DeleteKesadaran masing-masing orang sih mbak :)
ReplyDeletePrihatin banget sih kalau ada bekas botol minuman yang di buang tapi terlihat airnya masih banyak.
ReplyDeleteAntisipasinya ya memang lebih baik bawa botol sendiri mbak, kita tinggal beli saja merk air mineral yang kemasannya galon.
ReplyDeleteUdah baca panjang-panjang. Penjelasan gini gitu, solusinya ternyata simpel banget. "Bawa Air Sendiri." Berasa baca artikel klick bait. wkwkwk :v
ReplyDeleteBiar rame wkwkwk.
DeleteDi RT saya tiap bulan ada bank sampah. Jadi kemasan air mineral atau sabun, minyak dll dikumpulin, disetor ke bank sampah dan dijual ke pengepul.
ReplyDeleteIyup, solusi yg bisa kita lakukan atau mulai dari diri sendiri adalah bawa botol minum saja. Selain lumayan karena bisa menghemat sekian ribu, juga bisa mengurangi sampah botol plastik.
ReplyDelete