Sudah lama sekali saya tak
membahas mengenai Sheila On 7, band asal Yogyakarta yang sangat dikenal oleh
anak lahiran ’90-an. Sejak konser tunggalnya di Trans 7 kemarin, banyak
generasi zaman now mulai mengenal
Sheila on 7. Lagu-lagu mereka yang easy
listening dan mudah untuk dipahami, menjadi daya tariknya tersendiri. Disamping
itu, vokalisnya Akhidayat Duta Modjo juga memberikan aura segar bagi para
penikmat musik. Bagaimana tidak, bapak dua anak ini, masih saja terlihat
memesona di usianya menjelang 40 tahun.
Kalau kata orang-orang pecinta drakor mah, Ajhusi rasa Oppa!
Saya masih mengingat betul,
ketika masa SMP. Masa itu, di mana titik awal mula Sheila On 7 mulai tak
terdengar gaungnya. Sebelumnya, teman-teman sekolah selalu menyanyikan lagu
Sheila On 7, lalu kemudian lagu-lagu mereka nyanyikan digantikan oleh lagu-lagu
Peterpan. Ketika itulah, saya merasakan patah hati. Sedalam-dalamnya.
Yeah, saya menyukai Sheila On 7
sejak SD. Ikut-ikutan sih. Di mana kakak, om saya, tetangga saya semua pada
ngobrolin soal Duta cs, ini. Di awal masa mulai surutnya SO7, ditambah lagi
dengan keluarnya personel mereka; Anton pada drummer dan Sakti pada gitaris
kedua. Yah, mereka mulai surut dan goyah, namun mereka bertahan sampai saat
ini.
Bahkan, ketika semua band Indonesia terkikis, Sheila on 7 tetap bertahan.
Hal ini dibuktikannya pada acara
konser tunggal di Trans 7 waktu itu, di linimasa ramai mengenai Sheila on 7,
dulunya mungkin tak menyukai band ini, sekarang ikut-ikutan bernostalgia. Demi
kenangan di masa lalu.
Jatim Fair 2018
Saya sudah pernah membahas
mengenai “mengikis” rasa suka saya dengan Sheila on 7 dan itu benar adanya.
Karena mereka hanya manusia biasa, tidak mengenal saya, dan bukan siapa-siapa
saya. Lalu, untuk apa saya tergila-gila?
Namun, meski begitu saya tetap
menyukai mereka. Mereka itu public figure,
artis, namun tidak seperti artis kebanyakan. Tak ada sisi buruk yang disorot
dari personel mereka, tak pernah ada berita miring, kecuali ketika mereka mulai
surut dan dikabarkan “mengais-ngais kesuksesan”. Terlebih lagi berita Duta
vokalis mereka yang sering disorot mengenai kesederhanaannya.
Saya pernah bertemu secara
langsung dengan 3 personelnya; Adam, Eross, dan Duta. Berjabat tangan langsung.
Makan bersama, ketika ulang tahun Sheila Gank 7 (fans So7 Jatim), saat saya
masih bergabung dahulu kala. Yah, mereka memang sederhana sekali.
Dan kemarin, 14 Oktober 2018,
Sheila On 7 menjadi salah satu band pengisi Jatim Fair 2018, seperti
tahun-tahun sebelumnya. Sudah bebeberapa tahun saya tidak menonton mereka
ketika Jatim Fair hadir. Yah, karena saya sudah berhenti menjadi fans garis
keras. Maka, ketika kemarin tahu ada SO7 lagi, saya juga ogah-ogahan untuk ikut
menonton. Namun, adik kos saya mengajak, yaudahlah hayuk.
Akhirnya, saya memutuskan untuk menonton
konser Sheila On 7, jadi saya serahkan semua kepada adik kos. Mulai dari tiket,
nanti ke sana naik apa, dll. Namun, beberapa hari dia berkata kalau tiketnya
habis. Saya baru tahu loh, sekarang Jatim Fair ada tiket online-nya. Mana ada
VIP dan Reguler lagi. Dulu, zaman kuliah nggak ada kayak gini. Kami langsung
beli tiket OTS dan langsung nonton. Pada kenyataannya, sekarang lebih drama.
Setelah kabar tiket online habis,
ada kabar dari instagram Jatim Fair kalau bakalan ada tiket OTS sebanyak 10ribu
dan tiket dijual pada hari H Sheila on 7 tampil dan dibuka mulai pukul 4 sore.
Minggu kemarin pun kami berangkat
ke Grand City Surabaya, di sana sudah ada teman adik kos yang mengantre tiket. Namun,
ternyata sudah sejak jam 4 sore itu antrean sudah memanjang sampai ke
jalan-jalan. Kami berangkat naik grab, kemudian baru seperempat perjalanan kami
mendapat kabar kalau tiket sold out.
Ternyata, satu orang dibatasi maksimal dua tiket. Kepalang tanggung, kami tetap berangkat
meskipun tak berharap banyak.
Sesampainya di Grand City, kami
langsung menuju mushola, karena memang belum salat magrib. Kira-kira pukul 6
sore kami di sana. Tentu saja, suasana Grand City begitu riuh, penuh sesak. Bahkan,
ketika kami salat, mushola tak seperti mushola. Seperti pasar, begitu pengap
dan panas. Kami mengantre untuk wudhu dan salat, dengan tergesa-gesa karena
waktu salat magrib tinggal beberapa menit lagi.
Maaf ya Allah, maaf.
Kami sudah fix tak mendapatkan tiket. Namun, kami tetap berada di lokasi,
menikmati lagu-lagu Sheila On 7 dari luar. Ternyata, konser Sheila on 7 di
Jatim Fair, berbeda dengan yang dulu. Dulu tak ada kelas VIP maupun Reguler,
semua sama. Kali ini, dibagi menjadi dua. Lokasi paling depan yang dekat dengan
panggung, untuk VIP, sedangkan yang lokasi kedua di belakang (ada jarak sekitar
1-2 meter) merupakan tempat reguler (dan mereka diberikan layar lebar, kalau
ini sih sama saja tak menonton langsung) daaan saya serta adik-adik kos berada
di kedua wilayah tersebut. Lebih tepatnya di belakang wilaya regular, sehingga
kami melihat dari jeruji besi.
Dengan adanya tiket yang cepat
habis, menyatakan bahwa Sheila on 7 masih diminati, bahkan oleh anak-anak
generasi sekarang. Entah mereka hanya ikut-ikutan menonton atau memang suka
dengan Sheila on 7.
Acara dimulai pukul tujuh, dibuka
dengan band-band indie dan Sheila on 7 muncul pukul sembilan malam. Kami cukup
menikmati konser yang cukup riuh ini, penonton di luar yang tak kebagian tiket
masih stay dan tetap menonton di
belakang. Kami perempuan yang bertubuh pendek agak kesulitan menonton karena ada
cowok-cowok yang menghalangi di depan. Salah satu adik kos saya sampai melempar
air botol kosong ke mereka, haha.
Sedikit ricuh, karena pagar
pembatas berkali-kali dibobol dan beberapa orang bisa masuk. Kami tetap santai
di tempat semula. Yah, meskipun tidak melihat Sheila on 7 secara langsung kami
menikmati lagu mereka, saya sampai lupa kalau sudah tua dan sudah waktunya
nikah – hem.
Mengusik kenangan lama
Bagaimana lagi ya, suka Sheila on
7 sejak SD, sulit sekali benar-benar meninggalkan mereka. Ketika konser
berlangsung, saya ikut bernyanyi terus, duh. Rasanya ada rindu yang membuncah
di hati ini. Kebetulan, paginya saya mengikuti kajian yang diisi oleh
ex-gitaris Sheila On 7 si Sakti yang sudah berhijrah.
Mau tidak mau saya teringat
ketika masa-masa begitu menyukai band ini. Menabung untuk membeli kaset
original mereka, menyanyikan lagu Sheila on 7, bergabung dengan fans club
ketika kuliah, dan bertemu Sheila on 7 secara langsung. Sejak kecil, remaja dan
remaja dewasa saya ditemani lagu-lagu Sheila on 7. Kini, ketika dewasa
lagu-lagu mereka masih menemani, meskipun tidak sesering dulu.
Saya turut bahagia Sheila on 7
kembali diminati, padahal usia personelnya sudah tak muda lagi. Terus berkarya
Sheila on 7!
kalo So7 ini ada sedikit kisah ga enak untukku. Tetanggaku dulu EO pas So7 bikin konser di kotaku. karena ga boleh nonton sama bapak, jadi pas konser dah selesai aku pengen minjem foto mereka buat aku repro. ternyata ga boleh. gapapa sih ga bolehnya meski kecewa, tapi yang bikin sedih mereka agak ngece seolah kami ga nonton karena ga punya duit. jadi ya bukan So7 yang salah sih tp cuma mengingatkan memori lama
ReplyDelete