“Lan, ikut KI, yuk.”
Begitu isi pesan dari salah satu
teman via Whatsapp. Dia adalah fasilitator di Kelas Inspirasi Surabaya.
Kebetulan, Kelas Inspirasi Surabaya 5 akan segera tiba. Dia mengirimi saya pada
bulan Mei lalu.
“Kira-kira aku bagian apa?”tanyaku.
Dia mengirimiku sebuah banner, yang berisi mengenai relawan pengajar dan
dokumentator.
“Silakan pilih,”ketiknya lagi.
Sebenarnya, saya sudah tahu
mengenai pembukaan relawan di Kelas Inspirasi Surabaya ini, sebelum dia
mengajak saya. Tapi, saya masih berpikir mau ikutan atau tidak. Maklum, saya
tipe-tipe perempuan introvert, yang apa-apa harus dipikir berkali-kali, apalagi
soal bertemu dengan orang-orang baru. Bahkan, meskipun saya akhirnya
mendaftarkan diri, saya mendaftarkan nama saya pada hari terakhir pendaftaran.
Eyaaa.....
Dan ya, pada akhirnya saya
terpilih menjadi salah satu relawan dokumentator Kelas Inspirasi Surabaya 5.
Yeah!
Senang? Nggak juga.
Haha...
Saya sudah bilang di atas, saya
cenderung mencemaskan hal-hal yang tak semestinya dicemaskan. Saya meyakinkan
diri sendiri, bahwa ini akan menyenangkan. Bertemu dengan anak-anak, bertemu
dengan teman-teman baru dan menambah pengalaman dalam hidup.
Sekali seumur hidup, Lan,
lakukanlah hal yang tak akan kamu sesali kelak.
Sampai akhirnya, usai lebaran,
seseorang fasilitator KIS5 mengirimi saya pesan, meminta ijin untuk memasukkan
saya ke dalam grup Whatsapp. Saya pun mengiyakan, karena memang sudah keputusan
saya untuk ikut. Saya tidak boleh mundur. Tidak boleh.
Tapiii, saya ingin mengundurkan
diri...
Singkat cerita, di dalam grup
tersebut kami (atau lebih tepatnya mereka, karena saya lebih banyak pasif)
membahas mengenai apa saja yang akan kami lakukan di sekolah nantinya. Ah iya,
saya mendapatkan tugas di SD Islam Al-Furqon Surabaya, yang terletak di dekat
jembatan Suramadu. Ah, cukup jauh juga, pikir saya waktu itu.
Dalam kurun waktu sebulan kami
membicarakan hal ini, tentunya hanya melalui grup whatsapp. Mulai dari
pemilihan ketua, pembukaan dan penutupkan ketika acara, serta mengenai apa yang
akan kita berikan kepada sekolah sebagai kenang-kenangan.
Briefing
Dan tibalah waktunya briefing. Briefing
dilakukan di Gedung Siola, Surabaya pada tanggal 21 Juli 2018. Sekitar pukul
sepuluh pagi, briefing dimulai. Kami diajak joged-joged, terus diberitahu
mengenai sejarah Kelas Inspirasi. Jadi, Kelas Inspirasi ini merupakan program
dari Indonesia Mengajar. Kita tahu dan kita sadar betul, ketika dahulu kita
berada di sekolah dasar dan ditanya cita-citanya mau jadi apa? Pasti dijawab
dokter, polisi, dan guru. Karena apa? Karena mereka tidak tahu bidang pekerjaan
lain.
Pengalaman saya sendiri, saya
masih ingat dulu saya ingin menjadi dokter, yah, meskipun waktu itu saya sudah
suka membaca dan menulis. Saya tidak tahu bidang pekerjaan lain, selain dokter,
polisi, guru dan petani.
Padahal kita tahu, ketika lulus
SMA nanti akan ada bidang-bidang yang bisa kita pilih, jurusan pada perguruan
tinggi yang tak pernah terbayangkan semasa sekolah dasar. Dan, ketika lulus
kuliah pun, apa yang kita geluti selama ini, tidak selalu menjadi pekerjaan
utama kita. Yah, begitulah.
Berdasarkan latar belakang
tersebutlah, Kelas Inspirasi lahir.
Kelas Inspirasi tak hanya ada di
Surabaya, pun ada di beberapa kota di Jawa Timur dan propinsi lainnya. Di
Kediri, Sidoarjo, Semarang dan kota lainnya. Di Surabaya sendiri, Kelas
Inspirasi sudah memasukki tahun kelima di tahun 2018 ini.
Briefing berlanjut dengan
dibaginya para relawan pengajar dan dokumentator. Kami diberikan penjelasan
mengenai apa saja yang harus diperhatikan selama menjadi dokumentator, berapa
foto yang harus dikumpulkan dan beberapa mekanisme lainnya.
Sebenarnya, tak semua relawan
pengajar maupun dokumentator datang ketika briefing
ini. Tak masalah sih, karena kami sudah dibekali dengan modul masing-masing
“jabatan” via surat elektronik sebelum briefing. Tapi, saya yang belum pernah
mengikuti Kelas Inspirasi, merasa sangat perlu datang ketika briefing, agar saat Kelas Inspirasi
nanti saya tahu apa yang harus saya lakukan. Dan, yang paling penting, saya
bisa bercerita kepada teman-teman mengenai briefing
Kelas Inspirasi lewat blog ini, xoxo.
Dari briefing yang saya dapatkan, saya jadi lebih fokus kepada ekspresi
anak-anak, apa yang mereka lakukan dan kegiatan Kelas Inspirasi sendiri. Usai briefing, paling tidak saya tahu ketika
hari H nanti apa yang harus saya lakukan dan bagaimana saya bisa “membekukan
kenangan” dengan Etro.
Kelas Inspirasi Surabaya – SD Al Furqon
Kami janji temu di pom bensin di
sekitar lokasi sekolah. Saya dari indekos berangkat pukul lima kurang 7-10
menit, karena jam bertemu adalah jam 6 pagi. Jam masuk sekolah SD Al Furqon
adalah jam setengah tujuh pagi. Ketika berangkat sepagi ini, ingatan saya
kembali ke masa-masa silam, ketika berangkat sekolah. Entah kenapa, setelah
sekian lama tidak buru-buru bangun pagi untuk sekolah, saya benar-benar malas.
Sampai-sampai saya kepikiran untuk membuat alasan biar tidak ikutan- xoxo.
Alhamdulillah, karena tidak ingin
mengecewakan teman satu rombel dan mengkhianati diri sendiri, saya tetap
berangkat dengan naik motor berkecepatan 40-60Km/jam. Percayalah, saya tak
pernah mengebut. Beruntung karena masih gelap, jalanan tidak macet dan ramai
seperti ketika siang hari.
Lokasi SD Al Furqon berada di
sekitar jembatan Suramadu, lebih tepatnya di Bulak Rukem Timur, Surabaya. Dari
indekos saya (Waru, Sidoarjo), saya melewati Rungkut, kemudian masuk ke jalan
Dr. Ir. H. Soekarno itu lurus sampai
ujung, kemudian belok ke kiri. Nah, pada lampu merah kedua (kalau tidak salah)
itu belok ke kanan.
Saya pikir, saya akan telat
sampai di lokasi pertemuan atau paling tidak melebihi jam 6 pagi, pada
kenyataannya saya datang lebih awal di lokasi. Kira-kira jam 6 kurang
seperempat. Akhirnya, saya mencari Indomaret terdekat untuk membeli minum dan
menunggu teman-teman yang lain datang.
Pada Kelas Inspirasi ini saya
mengenal Indri, dosen di institut di Mojokerto. Ternyata, rumah kami dekat dan satu
angkatan di Unesa. Haha. Saya juga bekenalan dengan Aya, Septi dari Bali, Mbak
Leila – Pembuat Film, Aziel, Erika, Mbak Shabrina, Mas Adi, Ilham dan Whinny. Yah,
kami memiliki latar belakang yang berbeda, bukan lagi teman satu sekolah yang
satu jago matematika, lainnya jago fisika. Tapi, kami ahli dalam bidang
masing-masing dan saya merasa beruntung menjadi salah satu dari bagian ini.
Pukul 6 lebih, kami melanjutkan
perjalanan ke SD Al Furqon. Dari pom bensin lurus, kemudian belok ke arah kiri.
Tak lama kemudian, belok ke kanan, ke arah gang. Di sini, tidak bisa dimasukkin
mobil, karena sempit. Tak lama, kami bertemu dengan satu bangunan dengan tiga
tingkat. Ya, inilah SD Al Furqon.
Sesampainya di sekolah SD Al
Furqon, kami disambut para guru dan diarahkan ke sebuah ruangan di lantai
dasar, kami mempersiapkan perlatan kami – saya mengeluarkan Etro, memakai nametag dan pin – setelah itu, kami
keluar ruangan, ke halaman sekolah.
Halaman sekolah SD Al Furqon, tak
terlalu besar, tetapi cukup menampung 150 siswa. Sebenarnya, sekolah ini tidak
pernah melakukan upacara bendera maupun apel, tapi atas permintaan kami, SD Al
Furqon melaksanakan apel pagi. Tentunya, beberapa petugas apel dari para
relawan pengajar. Sedangkan, saya, Aya, Mas Adi selaku fotografer dan Erika
videografer mengabadikan kenangan.
Dan, kegiatan Kelas Inspirasi
Surabaya pun dimulai....
Sejak pertama kali ada aku tertarik sama Kelas Inspirasi tapi soal public speaking aku payah nih. Nah kepikiran juga buat jadi relawan dokumentasi, tapi kayaknya tahun ini skip dulu. AKu masih sibuk, takut bentrok. Padahal seru, ya. Seneng deh sama semangat temen-temen KI :)
ReplyDeletesama mbaak, aku pilih dokumentator juga karena payah public speaking
Deletetipikal introvert yah...
ReplyDeletehttp://www.climate4life.info
yang bagus itu kalau foto diambil secara natural tanpa anak disuruh foto , paling suka lht kepolosan anak saat mereka gak tahu kalau difoto
ReplyDeleteiya mbak, tapi beberapa pas saya arahin kamera langsung bergaya huehehehe
DeleteSeru ya kelas Inspirasiya :) anal-anaknya juga lucu-lucu semua. hehehe
ReplyDeleteIya mbak, sedikit ngeselin juga xoxo
DeleteKeren jadi relawan dokumentator, suka melihat foto-foto anak-anak yang seringkali tingkahnya polos dan ekspresif...
ReplyDeletebenar :)
Delete