5 Kalimat dari Seseorang yang Tak Pernah Saya Lupakan - Tentunya, kita pernah mendengar
kalimat atau kata-kata dari seseorang yang sulit kita lupakan. Bertahun-tahun,
kalimat tersebut masih terngiang di kepala, bahkan menjadi pedoman hidup. Terkadang,
karena kalimat tersebut kamu akan menjadi lebih baik atau bahkan menjadi lebih
buruk. Karena baik buruknya kalimat, tergantung siapa yang mengatakan dan
bagaimana kita menerimanya.
Saya sendiri memiliki beberapa
kalimat atau kata dari beberapa orang yang dekat dengan saya. Beruntung,
kalimat yang saya ingat-ingat sampai sekarang adalah kalimat positif, sehingga
bisa saya pakai untuk pedoman hidup. Setiap kali melakukan sesuatu yang
berhubungan dengan kalimat tersebut, saya akan mengingat siapa pemberi kalimat
itu kepada saya.
Saya berharap beberapa kalimat
yang pernah saya terima dan saya ingat ini, pun berguna bagi teman-teman
sekalian ya.
Kalau kamu benar tak usah takut.
Jadi manusia itu yang jujur.
Dua kalimat di atas merupakan
kalimat yang saya terima dari Lelaki Melankolis, alis bapak J. Kalimat itu bukan
beliau katakan ketika saya remaja ataupun dewasa, melainkan ketika saya masih
anak-anak, masih duduk di bangku sekolah dasar. Bisa dikatakan, hingga saya
dewasa, saya mengingat kalimat bapak tersebut. Dan, Alhamdulillah, kalimat
kedua saya terapkan berkali-kali, terutama ketika masuk sekolah negeri dan
selama bekerja.
Sudah menjadi rahasia umum,
banyak praktik “lewat jalur belakang” ketika masuk sekolah, melalui tes dan
tidak diterima. Terutama, ketika masuk perguruan tinggi dan pekerjaan. Kebetulan,
saya mengalami hal-hal tersebut, dan saya tetap pada pendirian saya, bahwa saya
harus jujur. Entah itu jujur kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain.
Kalau teman-teman mengenal saya,
dan beranggapan saya orang yang jujur, Lelaki Melankolis adalah penyebabnya.
Jadi perempuan itu harus neriman.
Jadi orang yang “mengalah” itu
enak, nggak punya musuh.
Mungkin, teman-teman membaca
kalimat di atas akan berpendapat, “Kalau mengalah, kita lemah, dong?” atau
“Jangan mudah mengalah, nanti kita bakalan diinjak-injak.” Dari kalimat di
atas, coba tebak siapa yang berkata demikian kepada saya? Ya, dia ibu. Ibu
saya.
Mungkin akan terkesan lemah dan
pasrah mengikuti kalimat di atas, tetapi hal itu saya ingat sampai sekarang. Saya
lebih memilih menghindari perdebatan, lebih bisa menerima sesuatu yang terjadi
pada saya dan saya lebih sering berpikiran
positif, meskipun itu sulit.
Dari kalimat ibu, saya belajar
mengenai kesabaran. Kesabaran yang tak terbatas. Namun, tak jarang juga saya
“meledak” kalau-kalau saya sudah tak bisa menahan emosi.
Kalau naik motor jangan terlalu
cepat.
Aku nggak mungkin ikut orang
terus, harus punya usaha sendiri.
Kalimat positif bisa datang dari
siapa saja, orang tua, teman, saudara, bahkan dari mantan kekasih. Ya, kalimat
di atas saya dapatkan dari mantan kekasih saya. Bertahun-tahun lalu, ketika
saya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), dia berkata dua kalimat
di atas. Setiap kali saya naik motor, sedikit mengebut, saya ingat kalimat dia.
Dan, apa yang dia katakan pada kalimat kedua ke saya, benar-benar terjadi.
Sekarang, dia sudah punya toko variasi mobil sendiri, meskipun dia sudah tak
bersamaku ~ eyaa.
Berbahagialah
Saya merupakan tipe perempuan
yang memiliki mood yang mudah sekali
berantakan. Sesuatu tidak sesuai rencana, harapan tidak terwujud, bahkan
masalah sepele seperti gelas yang ingin saya pakai tidak ada atau ketika hasil
foto miring sedikit. Karena itu, saya cepat sekali mudah sedih.
Kata di atas adalah kata dari
Mbak Tikha, dia mengucapkan kepada saya ketika saya sedang galau-galaunya
mencari pekerjaan dan tak kunjung dapat. Ketika saya tak tahu harus berbuat apa
dan ketika saya merasa amat rendah diri.
Karena satu kata itu, adalah hal
yang harus kita syukuri. Maka, saya pun memiliki satu kata yang mewakili segala
kegundahan dan kebahagiaan yang saya terima.
Alhamdulillah...
Alhamdulillah...
Alhamdulillah...
Aku juga punya beberapa wejangan dari orangtuaku yang selalu kutancapkan dalam hatiku hingga sekarang, jangan lupa ibadah, sabar, jujur, selalu bersyukur dan jangan mudah menyerah.
ReplyDeleteTerima kasih sudah menulis ini, kadang saya sendiri lupa mengatakan itu pada diri sendiri
ReplyDeleteKalau saya kata-kata orang tua yang bikin saya semangat yang tidak bisa saya lupain ...
ReplyDeleteWulan iki asyik bgt bacanya
ReplyDeletekadang mellow, kadang nggarai pengin ngguyu :D