Pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan Bagi Tumbuh Kembang Anak - Dalam benak kita selalu berpikir,
bapak dan ibunya pendek, maka anaknya pun demikian. Padahal, pada kenyataannya
tidak selalu seperti itu. Faktanya adalah seorang anak bisa lebih tinggi dari
orang tuanya, apabila ketika usia 1000 Hari Pertama Kehidupan diberikan nutrisi
yang cukup dan tepat.
Sebenarnya apa sih 1000 Hari
Pertama Kehidupan atau lebih dikenal dengan 1000 HPK ini?
Pada Sabtu, 03 Maret 2018 kemarin
saya mengikuti talkshow yang diadakan oleh Nutrisi Untuk Bangsa di Bangi
Kopitiam, Surabaya. Dalam acara ini, Nutrisi Untuk Bangsa (NUB) menggalangkan
betapa pentingnya nutrisi yang tepat dan cukup untuk anak di usia 1000 Hari
Pertama Kehidupan. Salah satunya seperti yang saya singgung di atas, bahwa
tinggi badan seseorang bisa lebih tinggi ketimbang orang tua mereka.
Sebagian orang tua selalu
berpikir, nutrisi yang baik itu dari sayur-sayuran. Memang benar, tetapi kurang
tepat untuk seorang anak dalam masa tumbuh kembang. Langkah awal mencetak anak
Indonesia yang sehat dan cerdas adalah dengan pemenuhan nutrisi untuk anak
sejak dini, yakni di 1000 hari pertama kehidupan. 1000 HPK terdiri dari 9 bulan
di dalam kandungan (9 x 30 hari = 270 hari) dan 2 tahun pertama setelah lahir
(2 x 365 hari = 730 hari), jadi kalau di total menjadi 1000 hari.
Setiap pertumbuhan dan
perkembangan anak memerlukan energi yang cukup untuk menunjang pertumbuhan;
nutrisi zat makro dan zat mikro. Akibat dari kekurangan nutrisi pada 1000 HPK ada dua macam, yaitu dampak jangka pendek
dan jangka panjang.
Seperti yang tertera di bagan di
bawah ini:
Acara menghadirkan nara sumber,
yaitu Dr. Nur Aisiyah Widjaja, Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Departemen
Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas Airlangga / RSUD Dr Soetomo Surabaya.
Sebelumnya, dibuka oleh Bapak Arif Mujahidin dari Danone Indonesia. Ibu Nur
Aisiyah menjelaskan pentingnya 1000 HPK untuk anak, karena apabila dalam masa
tersebut kurang nutrisi akan berakibat cukup serius, seperti stuning.
Stunting adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan
sehingga menyebabkan ia lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya.
Memperhatikan tumbuh kembang
anak, tak hanya ketika ia sudah lahir, melainkan pun setelah dia lahir ke dunia
ini. Bahkan, ketika berencana memiliki anak pun harus diperhatikan baik-baik. Bidan
Atik Kasiati berkali-kali menekankan untuk melakukan komunikasi antara bapak
dan ibu serta calon bayi sejak dalam kandungan. Cara memberi makanan pada anak
sebagai berikut;
-
ASI Eksklusif, usia 0-6 bulan
-
ASI + MPASI, usia 6-12 bulan
-
Makanan Keluarga, usia 12-23 bulan
Pemerintah pun memberi dukungan,
seperti pemberian Standar Pelayanan Antenatal di Pusat Kesehatan Masyarakat,
bahkan saat ini sudah ada di Puskesmas, yaitu:
1. Timbang Badan dan Ukur Tinggi
Badan
2. Ukur Tekanan Darah
3. Nilai Status Gizi
4. Tinggi Fundasi Uteri
5. Tentukan Presentasi Janin dan
Denyut Jantung Janin
6. Skrining Status Imunisai TT
(dan Pemberian Imunisasi TT)
7. Pemberian Tablet Besi ( 90
Tablet selama kehamilan)
8. Test Lab Sederhana meliputi
(Gol. Darah, Hb,Glukoprotein Urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg,
Sifilis, HIV, Malaria, TBC)
9. Tata Laksana Kasus
10.Temu Wicara (Konseling)
termasuk P4K serta KB PP
Selain pembicara Dr. Nur Aisiyah
Widjaja, pun ada Bu Bidan Atik Kasiati yang mengisi acara. Pada akhir acara
ditutup dengan demo masak dari Ibu Alina yang membuat menu agar labu kuning,
serta chef Revaldi dan Chef Rissa.
0 Comments:
Post a Comment
Komentar akan dimoderasi terlebih dahulu. Hanya memastikan semuanya terbaca :)
Usahakan berkomentar dengan Name/URL ya, biar bisa langsung BW balik saya ^^