Setelah hiatus bulan kemarin,
akhirnya kami kembali menulis artikel #KolabKarib yang sudah kami jalankan
beberapa bulan belakangan. Niatnya sih, satu; agar blog kami tetap ter-update, paling tidak sebulan sekali ada
artikel yang kami tulis. Ya, meskipun bulan lalu kami sulit menentukan tema dan
akhirnya tidak ada artikel kolaborasi, xoxo.
Jadi tema kita bulan ini adalah seandainya kita diberi kesempatan mengulang
waktu. Mbak Tikha menduga, saya akan mengulang waktu ketika kuliah. Ketika
ada seseorang yang mendekati saya, namun saya tolak. Jujur, iya.
Akan tetapi, memangnya siapa dia
sampai begitu istimewa, sampai-sampai saya ingin mengulang kembali? Dia bukan
siapa-siapa. Dia lelaki biasa. Sebenarnya, lebih tepatnya saya ingin kembali ke
masa kuliah. Banyak hal yang terjadi ketika itu, salah satunya ya soal lelaki
pemberi jus jambu itu.
Namun, hal yang paling sesali
bukan mengenai lelaki-lelaki yang sempat dengan saya waktu jaman kuliah. Pun
bukan mengenai lelaki itu, lelaki itu dan lelaki itu. Bukan mengenai
kisah-kisah asmara yang ada di dalamnya, yang sebenarnya pun saya rindukan
sampai saat ini. Melainkan, mengenai saya yang begitu pasif akan pergaulan masa
kuliah. Saya, kurang mengeksplore masa itu. Masa tanpa beban. Beban hanya
sebatas “mendadak ujian” saja.
Saya ingin memperbaiki segala
kesalahan yang saya perbuat ketika masa kuliah, memperbaiki diri mulai dari
masa itu. Lebih banyak bergaul dan mengembangkan diri. Mencari hal-hal positif,
alih-alih takut akan sesuatu. Saya menyesal telat menyadari, bahwa ada yang
salah dengan diri ini.
Apabila saya diberi kesempatan
mengulang waktu, saya akan belajar lebih banyak mengenai dunia kepenulisan,
belajar lebih banyak mengenai hidup dan senyuman. Lebih menerima diri sendiri,
sehingga tak ada ketakutan dan saya bisa melangkah lebih berani. Memang, ada
hal-hal yang harus terjadi seperti seharusnya. Sekuat apa pun kita mencoba
untuk mengubahnya, tetapi jika Allah menghendakinya demikian, ya sudah. Namun,
saya percaya mengenai usaha. Usaha-usaha dan doa-doa yang kita panjatkan adalah
bentuk rayuan kepada-Nya.
Jadi apabila memang bisa
mengulang waktu, saya ingin kembali ke masa-masa kuliah. Mengasah kemampuan
sebaik-baiknya, belajar sungguh-sungguh dan mencintai diri sendiri sepenuh
hati. Namun, apabila memang tak bisa, saya tetap mencintai apa yang ada
kemarin, hari ini dan Insya Allah esok.
Karena Dia selalu memberikan yang
terbaik, terbaik dan indah.
Kok aku juga pengin balik ke masa kuliah ya
ReplyDelete