Maraknya Penipuan Berkedok Brosur Hadiah - Orang cari kerja itu macam-macam. Dulu, saya pernah tertipu secara halus ketika wawancara kerja. Dari awal saya tahu kalau itu penipuan secara halus, entah kenapa saya tetap ngasih duit juga. Tidak banyak, sekitar Rp 30.000, tapi tetap saja uang segitu cukup banyak untuk ukuran pengangguran yang masih menggantungkan uang dari orangtua.
Ada beberapa hal (jenis) penipuan
secara halus yang saya ketahui: pertama penipuan dengan wawancara kerja yang
harus membayar biaya administrasi training kerja sebesar sekian (dulu saya
600rb) yang pada akhirnya apabila saya memberikan uang tersebut, pekerjaan saya
adalah sama seperti yang dilakukan oleh pewawancara saya.
Kedua, penipuan halus berkedok mengelem
benang teh celup. Cara kerjanya hampir sama dengan penipuan secara halus di
atas. Kita ditawarin kerja paruh waktu mengelem teh celup dengan membayar
sejumlah uang untuk biaya anggota, setelah mengelem teh beberapa kita tidak
dapat bayaran, tetapi justru diminta membeli teh lagi. Lebih parah lagi,
setelah itu kita tidak boleh mengelem teh lagi, sebelum mendapatkan anggota
baru.
Ketiga, bakalan ada sales yang
datang ke rumah-rumah, menawarkan produk secara gratis atau dengan membeli
kupon. Kita diiming-iming hadiah besar yang akan diundi. Sebagai ganti, hadiah
hiburan kita akan diberikan produk semacam jam tangan dan akan dihubungi
apabila mendapatkan hadiah yang akan diundi. Kejadian ini dialami oleh tetangga
saya sendiri. Tentu saja, tetangga saya tidak mendapatkan apa-apa selain jam
tangan tersebut.
Keempat, ini sering saya alami
ketika jalan-jalan ke mal, saya ditawarin brosur katanya berisi nomor undian.
Kalau ada nomor yang sesuai dengan kode hadiah, maka saya akan mendapatkan
hadiah tersebut secara cuma-cuma. Tapi, ujung-ujungnya disuruh bayar juga.
Kejadian ini, juga dialami oleh teman indekos saya. Baru saja semalam dia
mengalami hal tersebut. Beruntung, waktu saya mengalami dulu saya masih
mahasiswa yang notabene tidak punya uang. Sehingga, biarpun saya tergiur dengan
barang-barang atau hadiah yang ditawarkan, saya akan tetap tak bisa ditipu –
xoxo.
Teman satu kos saya ditawari
brosur seperti yang saya alami, lalu dia diminta membayar administrasi sebesar
Rp. 1.350.000, untuk menebus satu set slimming suit dan catokan rambut. Teman
saya sudah berkata tidak punya uang cash,
tetapi dengan bodohnya dia menurut ketika diminta ambil uangnya di ATM. Sampai
kosan dia jerit-jerit katanya uangnya hilang.
Dia seperti orang kebingungan
begitu, sampai-sampai ada salah satu pegawai di mal tersebut memanggilnya dan menyadarkan
dia kalau dia sedang ditipu secara halus. Sayangnya, dia sudah menerima barang
dan kehilangan uang tersebut. Teman saya sempat meminta kembali uangnya, tetapi
sales keukeh tidak bisa dikembalikan.
Ah, saya kesal sekali dengan
orang-orang yang menjebak kita dalam modus semacam ini. Ya, mungkin mereka
terjebak juga lantaran susahnya cari kerja. Tetapi, mau sampai kapan modus
semacam ini merajalela? Kita menuntut pun tak bisa, karena mau diusut bagaimana
juga ini bukan penipuan karena kita mendapatkan barang. Padahal, barang-barang
tersebut amat murah. Slimming Suit yang diterima teman saya seharga 100k-250k
saja dan tentu saja itu palsu. Catokannya apalagi, beh sebentar juga bakalan
rusak.
Ini buat pengalaman kita bersama
saja sih, agar lebih berhati-hati dengan oknum semacam ini. Teman saya ini baru
ngekos di Surabaya dan mengenal “kota” sehingga kurang paham dengan hal semacam
ini.
0 Comments:
Post a Comment
Komentar akan dimoderasi terlebih dahulu. Hanya memastikan semuanya terbaca :)
Usahakan berkomentar dengan Name/URL ya, biar bisa langsung BW balik saya ^^