Mengagumi Silakan, Buta Jangan - Masih teringat jelas dalam memori
saya, kapan kali pertama saya jatuh cinta dengan band asal Jogja, Sheila on 7.
Bahkan, dalam blog ini pun ada tulisan mengenai band tersebut. Pertama kali
mengenal Sheila on 7 (So7) dari kakak, om, tetangga dan radio-radio yang selalu
memutar lagu-lagu So7. Kala itu, saya masih kelas 5 SD. Kakakku, setiap kali
ada video klip So7 di televisi, dia akan mengeraskan volume suara dan ikut
bernyanyi. Seperti cinta-cinta yang muncul belakangan, saya belum merasakan
cinta terhadap band tersebut kala itu. Tetapi, saya sudah mengumpulkan uang
saku untuk membeli kaset mereka yang asli.
baca juga Sheila On 7 is My Life
Drama dimulai ketika sinar So7
mulai meredup. Selain munculnya band-band baru, yang mulai diminati, pun karena
keluarnya Anton dari So7. Teman-teman sekelas yang ke mana-mana selalu
membicarakan Duta cs, kini, tak pernah mendengar mereka membicarakannya lagi.
Kala itu, saya merasa kehilangan dan menyadari, saya benar-benar suka dengan
pelantun lagu Sephia itu.
Lagu-lagu So7 terus mengiringi
hari-hari saya, sampai saya menginjak SMU. Bahkan, beberapa teman saya,
mengenal saya sebagai Sheila – mereka memanggil saya begitu- karena saya
menyukai Sheila on 7. Bagi saya kala itu, So7 merupakan penyemangat. Harapan
setiap fans, pastilah ingin bertemu idolanya. Begitu pula dengan saya. Tak
heran, ketika saya masuk ke bangku kuliah, saya ikut fansclub Sheila on 7 Jawa
Timur, Sheila Gank Tujuh.
baca juga Alasan Kenapa Saya Suka Sheila On 7
saya masih kuceeeellll banget kaan |
Dan, saya pun bertemu dengan idola saya, tak lama setelah saya bergabung dengan SG7 (Sheilagank Jatim). Saat itu, SG7 berulang tahun dan kebetulan So7 sedang ada acara di Surabaya. Maka, mereka diundang dalam acara ulang tahun SG7. Di sanalah saya bertemu Duta, Adam dan Eross (minus Brian). Tak usah ditanya bagaimana perasaan saya, jelas bahagia bercampur haru. Saya menyukai mereka sejak SD dan baru bertemu ketika kuliah. Saya dan Panda (teman SG7), menangis ketika bisa bertemu mereka.
Ketika kuliah, sudah beberapa
kali saya menonton konser So7 dan saya selalu menangis. Lambat laun, saya mulai
menguranginya. Saya mengurangi kecintaan saya terhadap band asal Jogja itu. Lama-lama,
semua terasa melelahkan.
Mengagumi Silakan. Buta Jangan.
Saya pernah membaca salah satu
artikel mengenai So7, kalau lagu mereka Anugerah Terindah yang Pernah Kumiliki,
menjiplak lagu luar. Saya menceritakan hal tersebut kepada teman satu kamar
saya dan dia berkata,”Yeee, Sheila njiplak.”Dan saya marah, kemudian membentak
dia.
Jangan menyalahkan saya ya, saat
itu, saya sedang jatuh cinta – xoxo.
Siapapun yang menghina So7, saya
pasti membela dan mencari seribu pembelaan untuk band kesayangan saya tersebut.
Hal itu saya lakukan terus
menerus, kemudian, saya merasa lelah.
Lelah, adalah kata yang tepat
kenapa saya perlahan-lahan melepaskan obsesi saya terhadap So7. Terlalu
mencintai mereka, hingga membutakan saya.
Kisah mengenai kecintaan saya
dengan So7 ini, sebenarnya sekadar contoh mengenai beberapa fenomena yang
terjadi di sekitar saya. Terlalu cinta terhadap makhluk ciptaan-NYA,
sampai-sampai membutakan logika dan kenyataan.
Sebenarnya, saya tidak tahu
apakah benar Sheila On 7 menjiplak atau tidak. Saya tidak pernah mencari tahu
akan hal itu. Saat itu, dalam hati saya benar-benar menolak bahwa So7 menjiplak
(meskipun sampai sekarang saya tidak tahu kebenarannya). Benar atau tidak, yang
jelas So7 selalu baik di mata saya.
Contoh lain, saya pernah membaca
status seorang teman mengenai idolanya yang tidak operasi plastik. Kemudian,
teman yang lain berkomentar kalau dia operasi plastik. Teman saya satunya
bersikukuh, kalau dia tidak operasi plastik. Dia tak peduli dengan kebenaran
yang ada, dia hanya meyakini apa yang ingin dia menyakini.
Orang selalu melihat, apa yang ingin mereka lihat – Paper Towns.
Mulai sekarang, saya akan mencoba
untuk mencintai karya mereka tapi tidak dengan mencintai orangnya. Saya akan
menyukai lagu-lagu Sheila On 7, kinerja seorang gubernur, karya-karya seorang
aktor, buku-buku dari seorang penulis, tanpa terlalu buta dengan segala sesuatu
mengenai mereka. Saya akan mencoba untuk membuka mata lebar-lebar, mendengar
lebih jauh, mengenai fakta-fakta idola saya, tanpa harus mencari seribu alasan
pembelaan agar idola saya tetap benar.
Terkadang, ketika kita
mengidolakan sesuatu, kita selalu membenarkan apa pun itu. Karena apa? Karena ketika
idola kita salah, kita malu.
Iya, kan?
Sudah menjadi sifat manusia,
apabila menyukai sesuatu karena sesuatu tersebut
‘sempurna’,’indah’,’mengagumkan’ dan pantas untuk disukai. Apabila setitik saja
kesalahan yang mereka lakukan, kita akan mencari pembenaran bahwa mereka tidak
bersalah. Mencari seribu alasan, agar idola kita tetap benar. Yang pada
dasarnya, kita tak bisa menerima kesalahan mereka. Mencari alasan untuk diri
sendiri, atas kekecewaan yang tak perlu.
Salah satu contoh bahwa kita
cinta buta adalah, ketika orang yang kita percaya – katakan si A – mengatakan
sebuah kebohongan, kita akan percaya. Tetapi, ketika orang yang kita benci – si
B – mengatakan sebuah kebenaran, kita mati-matian membuktikan bahwa dia berkata
bohong.
Contoh yang lebih sederhana lagi,
ketika mencintai lawan jenis, ketika dia menyakiti berkali-kali, kita tetap
mencintainya. Xoxo
Perlahan-lahan saya meluruhkan
cinta saya terhadap So7, bukan berarti saya membenci atau sudah tak cinta.
Hanya saja, saya mengurangi kadar cinta saya. Saya sudah tidak terlalu
memaksakan diri untuk menonton konser mereka, ketika manggung di Surabaya dan
sekitarnya. Kalau saya bisa, saya datang. Kalau tidak,saya tidak memaksa. Ya,
meskipun saya selalu merasa sedih setiap kali ada teman update sedang menonton Sheila On 7 di Surabaya dan sekitarnya –
xoxo.
Saya tetap menyukai mereka,
tetapi tidak terlalu terobsesi lagi. Tidak sampai buta dan membela mereka
habis-habisan. Toh, mereka tidak mengenal saya. Mereka bukan Tuhan saya. Mereka
bukan siapa-siapa saya. Tapi, karya-karya mereka yang membuat hari-hari saya
berwarna.
“Bukan hidupmu yang berat, tapi cara berpikirmu.”
keren postingannya mbak wulan,, gak kepikrian memang kadang orang selalu mati2an bela yang padahal gak dikenal gitu hahhahahaa.. jaman sekarang orang suka kurang kerjaan.
ReplyDeleteIni benar sekali.
ReplyDeleteRasa kagum yang berlebihan, bisa membutakan. Mendewa-dewakan seseorang/satu group bisa menutup mata kita bahwa mereka sesungguhnya manusia biasa. Sama seperti kita. Ada banyak kekurangan
salam saya
wah sama banget, aku juga jaman SD SMP ngefans bgt sama S07, sampe bela belain gak absen sehari buat nonton talkshow pagi yg bintang tamunya mereka
ReplyDeletewah sama banget, aku juga jaman SD SMP ngefans bgt sama S07, sampe bela belain gak absen sehari buat nonton talkshow pagi yg bintang tamunya mereka
ReplyDelete