Ambar Winarsih |
Mengenal Ambar Winarsih, Atlet Lari Asal Salatiga, Jawa Tengah - Suatu kebanggaan tersendiri bisa terlibat langsung dalam acara BCA Surabaya Run 11 Desember lalu. Tentunya, saya datang ke acara tersebut sebagai blogger, yang meliput acara tersebut bersama beberapa teman blogger lainnya. Seperti yang sudah pernah saya tulis, mengenai BCA Surabaya Run, sebelumnya. Acara ini berjalan dari jam 4 pagi sampai jam 10 siang. Dalam kesempatan ini pun, saya berhasil mengenal seorang runner asal Salatiga, Ambar Winarsih, yang berhasil melalui garis finish pertama kali dalam kategori 5k.
Ambar Winarsih, perempuan yang
saat ini berusia 21 tahun tersebut bukan sembarangan perempuan. Dia memang
seorang atlet lari dari Salatiga, Jawa Tengah. Memang pantas kalau dia menjadi
juara pertama kategori 5k, mengalahkan teman-temannya yang lain. Eh, tapi
jangan salah. Bukan berarti lawan dari Ambar Winarsih ini tidak sepadan, karena
dalam acara tersebut banyak komunitas lari yang ikut meramaikan acara.
Ambar sudah datang ke Surabaya
pada Sabtu pagi. Ia datang ke Surabaya bersama kakaknya. Ehm, nampaknya
keluarga Ambar sangat mendukung passion-nya
ini. Tentunya, dukungan keluarga sangat penting untuk karir Ambar.
Ambar Winarsih, juara lomba lari BCA Surabaya Run kategori 5k |
Berikut hasil perbincangan saya dengan Ambar Winarsih, yang saya temui di lokasi acara dan ngobrol berlanjut via LINE.
“Selain lari, saat ini kamu ada kegiatan lain?”
“Saya kerja, Kak. Usaha sendiri.”
“Wah, apa nih, kalau boleh tahu?”
“Jualan jus di rumah, Kak.”
“Wah, memang passion-nya lari
ya,”kata saya. “Selama ini, kalau ada event lari selalu ikut ya. Kalau
misalnya, event-nya di luar Jawa, kamu juga datang?”
“Hehe, iya Kak. Kalau di luar
Jawa ada, saya ikut. Apalagi kalau resmi seperti Kejuaraan Nasional, Jatim
Open, Babel Open, Porprov dan semoga bisa ikut PON lagi, itu wajib,”jawabnya.
“Jadi, sudah berapa kali juara, nih?”
“Aduh, Kak. Kalau ditanya berapa
kali menang, sudah berkali-kali, Kak.”
“Suka lari, dari kapan sih?”
“Dari kelas satu SMP sudah suka
lari, Kak.”
“Kamu dapat informasi mengenai event lari di mana sih? Ikut komunitas
lari?”
“Dari internet, Kak, atau
informasi dari teman. Iya, saya ikut komunitas. Dulu saya ikut Tiger Locomotive
sekarang pindah Pandawa.”
“Ada kejadian yang mengesankan nggak selama lomba-lomba yang pernah
kamu ikutin?”
“Yang paling mengesankan, waktu
Kejuaraan Provinsi. Sebelum Kejurprov, saya mengalami kecelakaan yang
mengakibatkan cidera di pergelangan tangan saya. Waktu itu, saya sudah agak
pesimis karena keadaan dan waktu latihan pun cukup mepet. Tapi, Alhamdulillah
atas izin Allah saya bisa menjadi juara di nomor 800m dalam keadaan seperti
itu.”
“Kasih semangat dong, sama adik-adik kamu yang suka lari, tapi belum
bisa mencapai keberhasilan seperti kamu.”
“Gapailah apa pun yang engkau
impikan walaupun pada akhirnya tak sebegitu sempurna dengan apa yang engkau
harapkan. Yang terpenting tetap semangat, latihan teratur, lahap semua program
dari pelatihmu dengan ikhlas. Seorang
juara sejati tidak dicetak dengan instan. Semua di dunia ini serba mungkin
apabila kita mau berjuang dengan sekuat tenaga.”
Dari percakapan saya dengan Ambar
Winarsih, kita tahu bahwa perjuangan itu memang tak pernah mudah. Seperti yang
dikatakannya, “Seorang juara sejati tidak dicetak dengan instan.” Iya, karena
yang instan itu tidak menyehatkan, seperti mie instan, yes.
“...dan selalu menyertakan Allah dalam setiap langkah kita,”tambahnya.
Salatiga memang gudangnya pelari :)
ReplyDeletekalimat penutup ambar jleb banget mbak "dan selalu menyertakan Allah dalam langkah kita". Frankly speaking...itu yg seringkali kita lupain ya mbak dalam setiap usaha dan ikhtiar kita dalam bidang apapun. TFS this great article ya mbak :)
ReplyDelete