Eco Driving, Solusi Cerdas Hemat Bahan Bakar - Dulu, kendaraan bermotor merupakan barang langka. Barang
mewah yang tak mungkin dimiliki oleh setiap orang, bahkan keluarga. Sekarang? Kendaraan
bermotor menjamur. Satu keluarga yang beranggotakan lima orang, nyaris semua
memiliki kendaraan pribadi. Baik motor atau mobil. Dampaknya polusi udara di
mana-mana. Macet. Kendaraan bermotor sekarang beralih fungsi menjadi identitas
diri, sama halnya dengan ponsel.
Produksi kendaraan bermotor sejak 2010-2015 terus meningkat dari
77,6 juta – 90,6 juta unit. Atau lebih dari 84,6 juta unit/Tahun. Hal ini
menyebabkan meningkatnya CO2, bahkan kendaraan darat menyumbang sebesar 16
persen.
Pada tanggal 10 November 2016 kemarin, yang bertepatan dengan
hari pahlawan kami menghadiri acara yang didaulat oleh Mobil123.com yang
merupakan Portal Otomotif No.1 di Indonesia.
Acara yang bertajuk “Eco Driving - Mau nggak tekor? Ini caranya!” diadakan di
Buro Cafe Surabaya. Tepatnya di Jl. Semarang no. 40 Surabaya.
Dalam
acara yang berlangsung selama dua jam ini, diharapkan, kita sebagai pengguna
kendaraan bermotor, khususnya mobil. Mampu menyiasati hemat bahan bakar. Nah,
sebelum acara dimulai, kami disuguhi alunan musik dan hidangan makan siang yang
istimewa.
Kelangkaan
sumber daya alam bahan bakar, yang berasal dari bahan dasar fosil, adalah pertumbuhan
kendaraan bermotor yang akhirnya berdampak pada meningkatnya permintaan konsumen
akan bahan bakar (solar ataupun petrol). Atas dasar itulah, Bapak Sugihendi
dari Nissan Datsun dan Bapak Arief Priyono dari Mobil123.com memaparkan
bagaimana cara cerdas menyiasati hemat bahan bakar dengan Eco Driving.
Nah, apa itu Eco Driving?
Eco Driving adalah cara mengemudi yang bertujuan untuk mengoptimalkan konsumsi
bahan bakar dan sangat berperan dalam mengurangi risiko kecelakaan di jalan
raya.
Bapak Arief (kanan) |
Usai Bapak Arief selaku pihak mobil123.com memaparkan latar belakang dalam acara ini, Bapak Sugihendi menjelaskan apa itu Eco Driving, Penyebab dan manfaatnya dalam tujuh slide.
Eco Driving berkontribusi terhadap program
pelestarian lingkungan. Salah satu penyumbang pemanasan global adalah
penyerapan gas CO2 (efek rumah kaca). Sektor transportasi menempati posisi ke-2
penyumbang emisi karbon terbesar.
Sebelum berkendara, sangat penting untuk melakukan
pemeriksaan terlebih dahulu. Yakni dengan mengecek tenakan gas ban, menggunakan
bahan bakar sesuai oktan, hindari muatan yang berlebihan dan service kendaraan
secara berkala.
Bapak Sugihendi |
“Disarankan, untuk menggunakan bahan bakar yang sesuai kebutuhan kendaraan bermotor. Jangan sekarang pakai Premium, nanti pakai Pertalite,”ujar Bapak Sugihendi. “Lakukan pemeriksaan ban, paling tidak dua minggu sekali,”tambahnya.
Ada sepuluh Eco Driving
Skill yang harus kita ketahui untuk menghemat penggunaan bahan bakar. “Bahkan,
supir taksi sudah menerapkan hal ini. Mereka bilang, bisa menghemat bahan bakar
sampai 20 persen,”ujar beliau ketika menjelaskan Eco Driving Skill.
Banyak sekali manfaat yang bisa kita dapatkan ketika kita
menerapkan Eco Driving Skill. Salah
satunya adalah hemat bahan bakar, dengan kata lain hemat biaya.
Selain hemat bahan bakar, kita juga bisa mendapatan manfaat
lainnya, yaitu kita bisa ikut berperan dalam pengurangan CO2 (emisi gas rumah
kaca), mengurangi polusi udara, berkendara menjadi nyaman, mengurangi stress
dalam berkendara, dan mengurangi risiko
kecelakaan.
Acara berlangsung seru, terlebih ketika sesi tanya jawab. Ada
beberapa blogger yang menanyakan bagaimana pihak Nissan untuk mengurangi populasi
kendaraan bermotor. Sejauh ini, tidak ada yang bisa mengurangi populasi
kendaraan bermotor karena semua itu tergantung dari perilaku individu. Seperti
yang saya katakan di atas, bahwa kendaraan bermotor saat ini sudah menjadi
identitas bagi orang-orang mampu.
Sehingga, yang bisa kita lakukan adalah dengan menerapkan Eco
Driving dalam berkendara untuk meminimalisir dampak dari populasi kendaraan
bermotor.
“Dalam Eco Driving,
bukan mengenai berkendara cepat melainkan berkendara aman,”ujar Bapak
Sugihendi.
xoxo,
Wulan K.
ⓢ⒠ⓜ⒜ⓝ⒢ⓐ⒯ ♡ мϐä Wulan, take care. N stay safe yaa, Mojokerto.. pulang ke kotamu.., ada sahabat di desa Bejijong dekat dgn patung Budha tidur.. ^.^
ReplyDeleteDuh, iyaya, motor sekarang jadi biangnya macet. Contohnya aku, serumah 2 orang aja motornya sendiri-sendiri. Untung Wulan nggak di Surabaya, spacenya berkurang 1 motor!
ReplyDeleteSebagai salah satu pengguna jalan raya sambil pakai motor penting banget buat aku melatih diri terbiasa dengan 10 tips tadi mbak. Selain hemat bbm kita bisa berkendara dengan aman juga nyaman. :)
ReplyDeleteYang saya pikirkan adalah: bagaimana bisa beli mobil agar bisa mempraktekkan Eco Driving :D
ReplyDelete