Mewujudkan Harapan Satu per Satu - Pernah merasakan betapa luar
biasanya sebuah harapa? Betapa magisnya sebuah harapan, bila harapan itu kita
rapalkan berulang-ulang? Dan, pada suatu ketika di saat itu tidak mungkin,
harapan itu muncul dihadapan kita berupa kenyataan. Kita takjub, bahkan menangis.
Sejak dulu, saya suka menulis
harapan-harapan saya pada buku, kertas, atau media apa pun. Bagi saya,
menuliskannya sama saja dengan merapalkan dalam doa-doa. Membuat daftar-daftar
harapan yang nantinya akan menjadi pengingat, bahwa saya memiliki harapan yang
belum terwujud.
Harapan yang saya tulis merupakan
harapan-harapan kecil. Terkadang, sesuatu yang jauh dari kata terwujud. Sewaktu
SMA saya pernah menulis tiga harapan pada akun Friendster saya – tahun berapa beh?. Pertama, saya ingin
bertemu dengan Mr X – kekasih saya, saat
itu kami LDR. Kedua, saya ingin ke toko buku Gramedia – saya tinggal di kampung, di sini toko buku
lengkap sangat sulit dicari. Ketiga, saya ingin bertemu dengan Sheila on 7.
Setelah lulus SMA dan saya kuliah
di Surabaya, semua harapan tersebut terpenuhi. Satu per satu.
Harapan ketiga saya, ketika saya
menuliskan hal tersebut terasa seakan-akan tidak mungkin terjadi. Saat itu,
saya masih kelas 3 SMA. Sheila on 7 itu di Jogja atau Jakarta. Jadi, untuk
bertemu langsung itu sangat tidak mungkin. Tapi, Tuhan memiliki rencananya
sendiri. Saya pun bertemu mereka, bahkan berjabat tangan dan berfoto.
Perasaan saya saat itu, tidak
usah ditanya. Mengharu biru. Bayangkan saja, dari kelas 5 SD sampai kuliah saya
ngefans sama Sheila on 7, dan Tuhan mempertemukan kami setelah bertahun-tahun.
Biasanya saya melihat mereka hanya lewat layar kaca, mendengarkan lewat tape
atau radio. Dan, akhirnya saya bisa bertemu mereka secara langsung.
Dan, saya tidak salah memilih
idola. Mereka ramah banget. Jawa banget!
Semakin bertambahnya usia,
semakin bermacam-macam pula harapan-harapan yang masuk daftar. Dalam skala
kecil, harapan saya ketika menjadi blogger adalah bisa traveling dan membeli
laptop. Ketika ikut Fun Blogging, Mbak Haya memberi kami selembar kertas. Kami
diminta untuk menulis apa harapan kami melalui blog di atas kertas tersebut
dengan tangan kiri. Saya menulis membeli printer dan traveling. Lalu, beberapa
bulan kemudian, saya juga ingin membeli laptop. Kertas tersebut saya tempel di
kamar. Akhirnya, harapan-harapan yang saya tulis tersebut terwujud.
Tapi, untuk printer saya tidak
membeli sendiri, tapi orangtua membelikan untuk adik. Otomatis, saya tak perlu
membeli lagi. Akhirnya yang tersisa adalah membeli laptop dan traveling melalui
blog.
Yeah, kedua harapan tersebut
terwujud.
Ceritanya, bulan lalu saya liburan
ke Bali dengan teman-teman blogger Surabaya. Tentunya, kami mendapatkan sesuatu
sehingga kami ke Bali. Sebelum ke Bali pun saya ke Jogja, tentu saja uang yang
saya gunakan dari hasil ngeblog. Lalu, baru saja kemarin saya membeli laptop
baru, hasil tabungan dari ngeblog.
Alhamdulillah.
Lalu, setelah harapan-harapan itu
terwujud, saya berhenti begitu saja? Tidak. Saya membuat harapan baru. Kali ini
harapan saya bukan mengenai barang-barang yang harus saya beli dan miliki,
melainkan sejumlah tabungan dari ngeblog.
Karena ngeblog dan desain blog
merupakan penghasilan utama saya. Jadi, saya harus bisa menabung untuk
membuktikan pada diri sendiri dan orangtua, bahwa saya mampu memenuhi kebutuhan
sendiri, meskipun kerja di rumah.
Sebenarnya, ada harapan yang saya
miliki sejak dulu, namun belum terwujud, yaitu : mempunyai buku solo yang terbit di penerbit mayor dan....
Dinikahin kamu.
xoxo,
Wulan K.
Goodluck with ur choice ya nona cantik, smoga berkah. aamiin ya Rabb.
ReplyDeleteDan itu S07, setujuuu banget. Pernah ketemu juga langsung dengan personelnya, mereka super ramah, bahkan ketemu kek sama temannya ngobrol. Mo dipeluk2 juga oke *eh tapi sayang, yang Anton udah keluar, dulu aku ngepensnya sama si imut ituuuh hihihi
Keren mba semoga sukses sll y pengen bgt deh blognya menghasilkan kyk mba :)
ReplyDeletesemoga harapannya terwujud mba ...segera dinikahin si dia hehehhe
ReplyDeleteKok aku merinding bacanya ya, karena harapan yg belum terwujud sama mungkin. Yuk salung mneyemangati. Moga buku solonya segera terbit ya mbak 😄😄
ReplyDeleteSemoga segera terwujud punya buku solonya ya. Jadi ingat saat pertama ketemu Wulan.
ReplyDelete:)
Kangen travelling lagi denganmu. :)