taken from link |
Masyarakat Ekonomi Asean atau lebih sering disebut dengan MEA merupakan sebuah gebrakan baru dari pemerintah dalam membuka perdagangan seluas-luasnya bagi Asean. Hal ini termasuk perdagangan jasa, investasi, dan barang. MEA sudah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun ini, yaitu tahun 2016.
Dalam menanggapi tantangan dari Mbak Ani Berta dalam One Day One Post Challenge, dan tema pertamanya adalah persiapan dalam menghadapi MEA a la saya. Untuk itu, dengan sedikit pengetahuan yang saya punya, saya ingin memberikan sedikit kiat-kiat apa saja sih, yang harus kita persiapkan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean, dan dampak baik buruknya bagi perdangan di Indonesia ini.
Setelah mencari informasi dari Om Google, akhirnya saya sedikit memahami apa itu MEA dan apa yang harus kita persiapkan untuk menghadapinya. Dari hasil tersebut, saya pun sedikit chat dengan partner saya mengenai hal ini.
"Untuk menghadapi MEA ya, harus belajar bahasa Inggris,"ujar Mbak Tikha, yang seorang blogger sekaligus guru TK swasta.
Kalau dipikir-pikir memang begitu, ya. Karena seperti yang kita ketahui, bahwa Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional. Paling tidak, bagi kita yang tak ingin tergerus oleh perkembangan jaman dan berlakunya MEA di Indonesia, kita kudu sedikit banyak tahu mengenai Bahasa Inggris.
Dengan adanya MEA tentunya, perusahaan-perusahaan asing dengan bebas bisa mendirikan perusahaan mereka di Indonesia, untuk itu pastinya banyak orang asing yang akan berkunjung di Indonesia. Itulah kenapa Bahasa Inggris teramat penting untuk dipelajari, terlebih lagi bagi para UKM menengah.
Dan, untuk para penerus bangsa dan negara lebih banyak mengasa ketrampilan dalam hal apa pun. Karena tidak menutup kemungkinan, nantinya kita bisa melalang buana ke negeri tetangga. Siapa tahu, kan, ya?
Sayangnya, di Indonesia pekerja seni atau jasa bukan suatu pekerjaan yang populer atau banyak yang meminatinya. Masih banyak orang yang memandang sebelah mata dalam hal pekerjaan tersebut. Sangat disayangkan, karena banyak sekali peluang teruntuk pekerja seni dan jasa untuk sebagai jembatan Indonesia bisa dikenal oleh negara tetangga.
Di desa saya sendiri, pekerjanya lebih banyak dalam pembuatan bata dan genteng. Nah, siapa tahu toh pekerjaan ini bisa menjadi sorot dalam menghadapi MEA ini.
Seperti yang kita ketahui, bekerja di kantor atau menjadi pegawai negeri sipil masih sangat kental di benak masyarakat sebagai pekerjaan yang menjanjikan. Hal ini terjadi lantaran kurangnya pengetahuan, dan dorongan untuk mengenal profesi yang menjanjikan lainnya.
Dengan adanya MEA, tentunya semakin membuka peluang seluas-luasnya untuk mengenalkan seni dan jasa di Indonesia ke negeri seberang. Terlebih lagi, adanya MEA pun akan semakin memperketat persaingan antar perusahaan, yang mau tak mau kita kudu semakin memikirkan stratergi dalam perdagangan dan kemampuan diri.
Kesimpulannya, dalam menghadapi MEA mari meningkatkan skill yang kita kuasai dasarnya dan belajar lagi dalam menguasai bahasa asing, terutama Bahasa Inggris. Adanya MEA pun semakin mempererat persahabatan antar negara di ASEAN.
xoxo,
Wulan K.
Skill yang ciamik harus dibackup dengan moral yang bagus sehingga mempunyai daya saing lestari.
ReplyDeleteSalam hangat dari Jombang
saya gak bisa bahasa inggris.., tak hanya skill attitude.. dan nama baik juga mesti dijaga..
ReplyDeleteYuk kita semua meningkatkan kemampuan diri dalam menghadapi MEA ini :)
ReplyDeleteBerlomba, berpacu tingkatkan kualitas diri, demi negeri tercinta hadapi MEA
ReplyDeletemalah kayaknya sekarang bata merah udah mulai tergeser, nih. Padahal rumah yang terbuat dari bata merah itu adem :)
ReplyDelete