Berbicara Mengenai Job Review ~ Awal mula ngeblog saya tidak bisa menulis artikel. Hmm, katakanlah belum pernah menulis sebuah artikel sehingga, saya merasa belum bisa. Bagi saya, menulis artikel itu susah. Harus sesuai dengan fakta-fakta yang ada, harus berpatok pada pedoman, dan ilmu pasti. Saya sampai tanya pada wartawan Jawa Pos, yang kebetulan saya kenal. Bagaimana sih, menulis arikel? Jawabannya? Ya, tulis saja.
Berbeda dengan fiksi, kita hanya perlu membayangkan dan viola! Jadi. Saya berpikir demikian, ketika saya belum pernah sekali pun menulis artikel.
Bagaimana kita tahu, kalau kita tak bisa bila mencoba saja belum?
Kemudian, saya mulai mencoba merambah mengisi blog dengan artikel. Artikel pertama saya, saya tulis akhir tahun lalu. Berjudul Si Berisik Sumber Rejeki . Saya menulis mengenai yang saya tahu. Yang saya lihat setiap hari, yang saya bisa rasakan. Ya, artikel tersebut mengenai peternakan bebek Bapak saya sendiri.
Bagaimana rasanya pertama kali menulis artikel?
Susah? Tidak. Mudah? Tidak juga. Saya bilang, KAKU. Ya, tulisan saya kaku. Bukan karena cara menulis saya. Tapi, ada sesuatu yang berbeda di sana. Seperti takut, dan penuh kesalahan.
Apa yang saya dapatkan setelah mengisi blog dengan artikel?
Pertama kali mendapatkan job review dari sahabat saya, Sari. Dia menawari saya mereview sebuah media toko online. Saya pikir, kenapa tidak? Bayarannya oke. Saya tinggal mereview dan mempostingnya di blog. Akhirnya, saya pun mereview media tersebut. Dan, ternyata asik.
Job review kedua pun datang lagi. Masih dari Sari. Akhirnya, saya ketagihan dan mempromosikan diri bahwa menerima job review. Lama kelamaan, tawaran muncul dari surel pribadi. Tidak lagi dari perantara.
Meskipun tawaran tak begitu banyak, tapi saya mensyukurinya. Dan, terus terang sangat senang sekali. Saya berpikir, kenapa tidak dari dulu saya menulis artikel? Hasilnya cepat dan menyenangkan. Bukan berarti saya berhenti menulis fiksi. Saya masih menulisnya di blog saya yang lain blog.wulansari.net
Alhamdulillah, keungan mulai membaik dengan mengikuti renjana. Bagi saya, renjana sangat penting untuk mendongkrak mood dalam bekerja. Maka dari itu, saya tak ingin jauh-jauh dari renjana saya.
Wah asyiknya ☺
ReplyDeleteBtw renjana apa ya?
klo udah sekali dapat job review emang bikin ketagihan
ReplyDelete