Tips Menulis Draft Pertama Novelmu - Banyak yang bertanya, bagaimana menjadi seorang penulis? Bagaimana memulai untuk menulis? Apa yang harus ditulis?
Beberapa orang menjawab, menulis, menulis, dan menulis.
Memang benar seperti itu, jika ingin menjadi penulis novel maka tulislah novel. Ingin menjadi cerpenis, ya segeralah menulis cerpen. Akan tetapi, kenytaannya tidak semudah itu. Ada beberapa elemen yang harus diperhatikan dalam menulis novel. Bukan hanya mengenai isi cerita, melainkan juga mengenai aturan-aturan yang secara tak langsung memang harus ada dalam sebuah novel.
Lalu, apa yang harus kita lakukan untuk memulai menulis novel?
1 | Kenali Genre Novelmu
Definisi genre adalah jenis, tipe, atau kelompok sastra atas dasar bentuknya; ragam sastra : -- prosa; --puisi;
Prosa ragam sastra yang meliputi novel, roman, dsb;
Puisi ragam sastra yang meliputi pantun, syair, soneta, sajak, dsb.
Genre dapat ditentukan berdasarkan :
Tema Cerita
- Chicklit atau mainstream romance merupakan tema cerita cinta dewasa
- Teenlit tema cerita remaja
- Fantasi tema cerita dunia antah-berantah
- Thriller/mystery tema cerita horor dan misteri
Latar Belakang
Kisah dalam cerita yang berlatar belakang pada tahun 1920-an bisa disebut Historical Romance. Sebagai contoh dalam novel Pride & Predudice, Jane Ayre, dan Anotement.
Target Pembaca
Kita kenali target pembaca untuk novel kita. Remaja, Dewasa Muda, dan Dewasa.
2 | Gali Idemu
Ide adalah salah satu langkah pertama untuk menulis novel. Untuk menjadi seorang penulis dan untuk memulai sebuah novel, yang kamu butuhkan adalah ide.
Ide cerita merupakan hal terpenting bagi saya. Jika tak ada ide, maka tak akan menulis. Maka, gali lebih dalam ide ceritamu, kembangkan, dan tulis.
3 | Kenalkan Karaktermu
Saya pernah mengikuti kelas menulis. Dan, editor dari penerbit tersebut berkata, kita ini merupakan Tuhan dalam cerita kita sendiri. Bagaimana tidak? Kita bisa bebas menentukan karakter tokoh dalam novel kita sendiri.
Kenalkan karaktermu sedetil mungkin untuk membuatnya benar-benar terasa nyata. Seakan-akan karaktermu itu benar-benar hidup. Mulai dari memberi nama, di mana ia tinggal, siapa keluarganya, umur berapa, bentuk badannya, bagaimana wajahnya, caranya ia tersenyum, bahkan bagaimana gestur si karakter.
Dalam karakter banyak sekali elemen-elemen yang harus dipahami dan dipelajari. Untuk itu, akan saya posting lain kali. Kali ini saya hanya mengenalkan elemen yang harus diperhatikan saat memulai draft pertama novelmu
4 | Deskripsikan Ceritamu Sesuai Karaktermu Sendiri
Semua penulis memiliki cara dan bahasa tersendiri dalam mendeskripsikan ceritanya. Maka, dalam menulis narasi jadilah diri sendiri, bagaimana teman-teman menjalankan isi cerita dengan deskripsi yang mudah dipahami.
Tak perlu menggunakan bahasa puisi untuk menulis novel yang bagus. Bagi saya, narasi yang mudah dipahami dan tak berbelit-belit merupakan elemen penting dalam menulis novel.
Dalam deskripsi cerita kita juga harus menentukan point of view (pov) atau sudut pandang cerita. Dalam sudut pandang cerita ada tiga macam yaitu, sudut pandang orang pertama yang biasa menggunakan "aku", "saya", "gue", sudut pandang orang kedua yang biasa menggunakan, dan sudut pandang orang ketiga.
5 | Tentukan Plot dan Alur Yang Baik
Rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan seksama dan menggerakkan jalan cerita melalui kerumitan ke arah klimaks dan penyelesaian. (artikata.com)
Plot merupakan isi cerita dalam novel tersebut, sedangkan alur adalah jalan cerita. Plot merupakan kerangka karangan yang sudah ada dalam otak kita. Alur yang mengatur bagaimana cerita itu bisa berjalan. Alur yang baik, merupakan perpindahan cerita tak terasa membosankan. Ibarat naik mobil, kita tak merasa lelah atau bisa disebut nyaman.
6 | Lakukan Riset Agar Settingmu Terasa Nyata
Setting merupakan latar belakang dari sebuah cerita yang mencakup di mana cerita itu dibuat. Sebuah gambaran mengenai gedung/sekolah/rumah sakit. Setting bisa saja nyata atau terkadang hanya rekaan belaka seperti halnya Capitol dalam cerita The Hunger Games.
Setting yang kuat membantu pembaca untuk membayangan jalan cerita. Seperti halnya dengan karakter setting juga perlu terasa nyata. Agar pembaca merasa kalau tempat ini benar-benar ada atau mereka bisa membayangkan bagaimana bentuk suatu tempat tanpa mereka tahu sebelumnya.
7 | Latih Kepekaan Dialogmu
Awal mula saya menulis novel, dialog saya begitu monoton dan tak bervariasi (mungkin saat ini masih). Seiring berjalannya waktu saya mulai belajar membuat dialog yang masuk akal dan menarik untuk diikuti. Melatihnya cukup dengan mencoba berdialog dengan teman, keluarga atau orang terdekat. Bisa pula dari banyak membaca dan menonton film.
Begitu pula dengan tata bahasa. Kita perlu mempelajari tata bahasa yang baik dan benar, meskipun pada dialog kita menggunakan tata bahasa tak baku. Untuk narasi kita harus benar-benar memerhatikan hal tersebut. Mungkin, bagi mereka yang belum mengerti tata bahasa akan baik-baik saja membaca tulisan kita. Tapi, bagi mereka yang sangat peka dengan bahasa akan mengerutkan kening, dan mengganggu kenyamanan membaca.
8 | Temukan Ciri Khasmu
Untuk satu ini, kita mempelajarinya dengan sering menulis. Lama kelamaan akan muncul ciri khas masing-masing. Terkadang ketika menulis kita dipengaruhi oleh tulisan penulis lain yang tengah kita baca, namun dengan seiring berjalannya waktu, jati diri tulisan kita akan muncul dengan sendirinya.
Setelah mengetahui elemen-elemen tersebut, apa yang harus kita lakukan?
Cara menulis setiap penulis berbeda-beda. Ada yang mengikuti setiap elemen di atas, ada yang langsung menulis tanpa memedulikan hal-hal tersebut. Terkadang, beberapa penulis menulis cerita mereka di buku tulis sebelum diketik dalam komputer. Sebagai contoh Prisca Primasari, dan saya sendiri.
Awalnya, saya menulis plot di buku tulis kemudian mengetik cerita di komputer. Kemudian, saya menulis semua elemen-elemen di atas pada buku tulis beserta ceritanya sendiri.
Yang paling penting dalam menulis novel adalah komitmen untuk menyelesaikannya sampai akhir. Jika, tidak mungkin pada pertengahan jalan teman-teman akan berhenti dan menyerah. Sebagai saran, saat merasa ingin menyerah ingat kembali tujuan awal teman-teman saat menulis novel tersebut.
Semoga membantu!
Plot merupakan isi cerita dalam novel tersebut, sedangkan alur adalah jalan cerita. Plot merupakan kerangka karangan yang sudah ada dalam otak kita. Alur yang mengatur bagaimana cerita itu bisa berjalan. Alur yang baik, merupakan perpindahan cerita tak terasa membosankan. Ibarat naik mobil, kita tak merasa lelah atau bisa disebut nyaman.
6 | Lakukan Riset Agar Settingmu Terasa Nyata
Setting merupakan latar belakang dari sebuah cerita yang mencakup di mana cerita itu dibuat. Sebuah gambaran mengenai gedung/sekolah/rumah sakit. Setting bisa saja nyata atau terkadang hanya rekaan belaka seperti halnya Capitol dalam cerita The Hunger Games.
Setting yang kuat membantu pembaca untuk membayangan jalan cerita. Seperti halnya dengan karakter setting juga perlu terasa nyata. Agar pembaca merasa kalau tempat ini benar-benar ada atau mereka bisa membayangkan bagaimana bentuk suatu tempat tanpa mereka tahu sebelumnya.
7 | Latih Kepekaan Dialogmu
Awal mula saya menulis novel, dialog saya begitu monoton dan tak bervariasi (mungkin saat ini masih). Seiring berjalannya waktu saya mulai belajar membuat dialog yang masuk akal dan menarik untuk diikuti. Melatihnya cukup dengan mencoba berdialog dengan teman, keluarga atau orang terdekat. Bisa pula dari banyak membaca dan menonton film.
Begitu pula dengan tata bahasa. Kita perlu mempelajari tata bahasa yang baik dan benar, meskipun pada dialog kita menggunakan tata bahasa tak baku. Untuk narasi kita harus benar-benar memerhatikan hal tersebut. Mungkin, bagi mereka yang belum mengerti tata bahasa akan baik-baik saja membaca tulisan kita. Tapi, bagi mereka yang sangat peka dengan bahasa akan mengerutkan kening, dan mengganggu kenyamanan membaca.
8 | Temukan Ciri Khasmu
Untuk satu ini, kita mempelajarinya dengan sering menulis. Lama kelamaan akan muncul ciri khas masing-masing. Terkadang ketika menulis kita dipengaruhi oleh tulisan penulis lain yang tengah kita baca, namun dengan seiring berjalannya waktu, jati diri tulisan kita akan muncul dengan sendirinya.
Setelah mengetahui elemen-elemen tersebut, apa yang harus kita lakukan?
Cara menulis setiap penulis berbeda-beda. Ada yang mengikuti setiap elemen di atas, ada yang langsung menulis tanpa memedulikan hal-hal tersebut. Terkadang, beberapa penulis menulis cerita mereka di buku tulis sebelum diketik dalam komputer. Sebagai contoh Prisca Primasari, dan saya sendiri.
Awalnya, saya menulis plot di buku tulis kemudian mengetik cerita di komputer. Kemudian, saya menulis semua elemen-elemen di atas pada buku tulis beserta ceritanya sendiri.
Yang paling penting dalam menulis novel adalah komitmen untuk menyelesaikannya sampai akhir. Jika, tidak mungkin pada pertengahan jalan teman-teman akan berhenti dan menyerah. Sebagai saran, saat merasa ingin menyerah ingat kembali tujuan awal teman-teman saat menulis novel tersebut.
Semoga membantu!
artikata.com
Efendi, Winna. 2012. Draft 1: Taktik Menulis Fiksi Pertamamu. Jakarta. Gagas Media.
Image source from unsplash
Duh. Kak
ReplyDeleteMakasih ya
konsisten. itu yg pualing sulit. apalagi kl risetnya buntu. haha...
ReplyDeletemembantu banget. Meskipun kita menulis dengan semaunya, tetep aja ada hal-hal yang gak bisa kita lakukan semaunya.
ReplyDeleteKelemahan saya ketika menulis hanya malas mengedit dan membaca ulang sehingga ceritanya terkesan apa adanya dengan segala kekurangannya hhe