Foto: koleksi pribadi | Sampul kucel karena terlalu sering dibaca ulang XD |
Judul: Melbourne - Rewind
Penulis: Winna Efendi
Tahun Terbit: 2013
Penerbit: GagasMedia
Halaman: 328 hlm; 13 x 19 cm
ISBN: 9797806456
Blurb:
Pembaca tersayang,
Kehangatan Melbourne membawa siapa pun untuk bahagia. Winna Efendi menceritakan potongan cerita cinta dari Benua Australia, semanis karya-karya sebelumnya: Ai, Refrain, Unforgettable, Remember When, dan Truth or Dare.
Seperti kali ini, Winna menulis tentang masa lalu, jatuh cinta, dan kehilangan.
Max dan Laura dulu pernah saling jatuh cinta, bertemu lagi dalam satu celah waktu. Cerita Max dan Laura pun bergulir di sebuah bar terpencil di daerah West Melbourne. Keduanya bertanya-tanya tentang perasaan satu sama lain. Bermain-main dengan keputusan, kenangan, dan kesempatan. Mempertaruhkan hati di atas harapan yang sebenarnya kurang pasti.
Setiap tempat punya cerita.
Dan bersama surat ini, kami kirimkan cerita dari Melbourne bersama pilihan lagu-lagu kenangan Max dan Laura.
Enjoy the journey,
EDITOR
Resensi:
Max dan Laura bertemu kembali setelah selama lima tahun tidak berjumpa. Mereka dulu adalah sepasang kekasih yang berpisah karena Max harus pergi dari Melbourne untuk mengejar obsesinya terhadap cahaya. Kini, mereka melakukan kegiatan seperti yang dulu mereka lakukan, bedanya sekarang sebagai seorang teman.
Mereka bertemu membicarakan tentang banyak hal yang tidak mereka ketahui dari diri masing-masing selama lima tahun tidak bertemu. Seperti kebanyakan tulisan Winna, novel Melbourne ini salah satu novel yang bisa diperhitungkan untuk dibaca. Bacaan yang ringan tidak perlu sampai mengerutkan kening untuk membacanya. Tidak ada konflik "sinetron" dalam novel ini. Bahkan, apa yang terjadi antara Max dan Laura bisa dibilang terjadi pada kehidupan nyata. Di mana dua orang berkata "hanya teman" namun, salah satunya berharap lebih.
Seperti ketika Laura menyukai kekasih sahabatnya sendiri, Evan, Max mulai menyadari kalau selama ini Laura adalah satu-satunya perempuan yang ia cintai meskipun sudah sekian lama berpisah. Di sinilah konflik terjadi, ketika Max mengatakan isi hatinya. Laura marah bukan karena dia tidak mencintai Max atau bukan karena dia menyukai Evan, tetapi karena dia takut tersakiti seperti sebelumnya.
Saya sangat menyukai cara Winna menceritakan kisah dibalik dua orang ini (Max dan Laura). Winna menceritakan kisah mereka dengan narasi di masing-masing bagian Max dan Laura. Tentang kisah awal pertemuan mereka, alasan mereka berpisah, dan tentang rahasia masing-masing yang hanya diketahui oleh pembaca. Ditambah lagi dalam buku ini setiap bab-nya diberi playlist lagu-lagu yang enak didengar.
Karakter Max yang digambarkan Laura sebagai laki-laki dewasa dengan penampilan bocah dan apa adanya dan bagaimana cara Max mengajaknya untuk berpacaran atau sekedar minum kopi atau Max yang mempunyai pendirian dan tujuan dalam hidupnya menjadi nilai plus sendiri. Dan, karakter Laura yang digambarkan Max sebagai perempuan "istimewa" yang bisa dikatakan berbeda dengan perempuan lain. Saya menyetujui pendapat Max. Karena tidak banyak perempuan yang bisa tahan menonton film "berdarah-darah" tanpa menjerit.
Inti cerita dari novel ini adalah CLBK (cinta lama belum kelar) yang disampaikan dengan cara halus khas Winna dan dengan konflik batin yang ciamik! :D
0 Comments:
Post a Comment
Komentar akan dimoderasi terlebih dahulu. Hanya memastikan semuanya terbaca :)
Usahakan berkomentar dengan Name/URL ya, biar bisa langsung BW balik saya ^^