Ada sebuah kisah yang pastinya diantara kita pernah mengalaminya.
Saya pernah mencintai seseorang sejak lama. Saya berusaha keras agar terlihat cantik di depannya, mencoba diet demi kelihatan kurus dengan cara mengkonsumsi kapsul diet hingga membuat jantung saya berdebar karena efek kapsul itu tidak cocok dengan saya. Tapi, demi agar saya kurus dan ingin menarik perhatiannya saya tetap mengkonsumsinya. Efeknya saya berjalan dikit saja ngos-ngosan, tidur tidak tenang, dan sesak napas. Hingga saya memutuskan untuk berhenti mengkonsumsi karena takut hal itu akan mengancam nyawa saya.
Saya juga mengikuti senam namun saya tidak mendapatkan hasil yang saya inginkan: menjadi kurus. Saya juga berusaha hanya makan dua sendok nasi sehari atau hanya makan sayur-sayuran. Hal itu membuat badan saya lemas tak bertenaga. Dan, akhirnya saya tidak mendapat hasil apapun.
Semua saya lakukan agar dia melihat saya dan tertarik dengan saya. Dan, yang terparah yang saya lakukan adalah merubah penampilan saya. Saya meluruskan rambut saya, mencoba menjadi perempuan "trendi" agar dia melirik saya. Nyatanya yang saya dapatkan justru hinaan dari dia bukan pujian apalagi tertarik. Ini serius. Saya tentu sedih bukan kepalang. Namun, mungkin dia benar dan saya mulai menyerah.
Lalu datang seseorang diantara kami. Teman saya sendiri, yang baru saja dekat dengan dia (lelaki itu). Dalam hitungan hari mereka sudah sangat akrab dan dekat. Saya mulai cemburu. Tentu saja saya cemburu. Saya sudah kerja keras bertahun-tahun untuk mendapatkannya, namun tidak mendapatkan hasil apa-apa. Dia (perempuan itu) tiba-tiba muncul dan menarik perhatian lelaki itu. Dan, dalam satu tahun perempuan itu mendapatkan cinta lelaki itu. Bagaimana saya tidak cemburu? Saya sudah bekerja keras agar dia mencintai saya hingga saya seperti orang kesetanan dan menjadi bukan diri saya sendiri. Dan, saya merasa perempuan itu tidak lebih baik dari saya. Namun, kenyataannya lelaki itu lebih memilih perempuan itu daripada dengan saya.
Saya tidak akan menuliskan kelanjutan cerita ini, karena ini pengalaman pribadi saya.
Yang saya maksudkan dengan menuliskan cerita ini adalah karena kisah ini hampir sama dengan momen pilpres saat ini. Tentu kalian mengerti yang saya maksud. Siapa saya dan siapa perempuan itu. Tentu saja lelaki itu adalah jabatan sebagai presiden.
Jadi, di sini tidak ada yang salah ataupun benar. Mendapatkan posisi sebagai presiden sama halnya kita bekerja keras untuk mendapatkan posisi di hati seseorang. Sekarang saya mengerti. Cinta bukan mengenai siapa yang telah lama tinggal atau siapa yang baru datang, tetapi mengenai siapa yang pantas untuk dicintai dan mendapatkan posisi yang terbaik baginya. Mungkin saya dan Pak Prabowo belum pantas mendapatkan posisi itu. Kami perlu memperbaiki diri lebih jauh lagi dan mungkin memang kami belum berusaha lebih keras. Namun, saya yakin kami akan mendapatkan tempat yang jauh lebih indah nantinya.
Saya mengerti bagaimana perasaan itu.
Wulansari,
Mojokerto, 29 Juli 2014
17:12
0 Comments:
Post a Comment
Komentar akan dimoderasi terlebih dahulu. Hanya memastikan semuanya terbaca :)
Usahakan berkomentar dengan Name/URL ya, biar bisa langsung BW balik saya ^^