Pagi.
Dalam postingan saya sebelumnya, saya menuliskan tentang "Pertemuan dan Perpisahan, kehilangan jarak dan dimensi waktu", namun di sana saya tidak menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dengan saya tentang itu.
Sekitar sebulan yang lalu saya memutuskan untuk pergi ke kota Pare, Kediri untuk mempelajari sebuah bahasa yang saya sangat lemah dalam bahasa tersebut. Meskipun saya bisa, saya tidak percaya diri.
Pada tanggal 10 Mei 2014 saya pergi kesana bersama kedua orangtua saya dan adik. Sesampainya di sana saya diantarkan kesebuah rumah yang di depan tertulis "Linta House". Jujur, saya takut dan tidak percaya diri. Awalnya, saya mau membatalkan keberangkatan ke Kediri karena takut, namun melihat
kedua orangtua saya sangat antusias dengan keputusan saya, saya tetap berangkat. Ya, lagi-lagi hal ini saya lakukan demi orangtua (Terima kasih Tuhan engkau memberikan aku kedua orang ini pada kehidupan saya)
kedua orangtua saya sangat antusias dengan keputusan saya, saya tetap berangkat. Ya, lagi-lagi hal ini saya lakukan demi orangtua (Terima kasih Tuhan engkau memberikan aku kedua orang ini pada kehidupan saya)
Awal-awal saya berada di camp 5 saya sangat canggung dan merasa bagaimana ya? Aneh. Saya pikir hanya saya member baru di sini nyatanya seluruh penghuni camp 5 adalah member baru!! Kecuali Miss Ayu, Miss Bella, dan Miss Nia.
Memang semua hal itu membutuhkan waktu, seperti saya harus beradaptasi dengan teman baru, lingkungan baru, dan kegiatan baru. Hingga, saya mengenal mereka satu persatu dan saya tidak bisa menjelaskan satu persatu karakter mereka karena menurutku semua orang memiliki karakter unik yang tidak ada kembarannya di luar sana. Saya merasa memiliki keluarga baru.
Kami belum lama mengenal akan tetapi seperti sahabat lama yang dipertemukan kembali. Namun, seperti yang kukatakan sebelumnya perpisahan adalah pasangan abadi pertemuan dan saya mengalami itu saat saya harus meninggalkan Pare dan sahabat-sahabat saya di sana. Adik-adik saya di sana :( . Saat saya berpamitan mereka memeluk saya seperti akan melepas saudaranya untuk pergi jauh. Saya terharu saat itu (Cerita mengenai Pare akan saya posting nanti). Saya mengalami kehilangan jarak dengan mereka. Apalagi saya harus meninggalkan Pare lebih awal daripada yang seharusnya, karena nenek saya meninggal. Di sinilah saya kehilangan jarak dan dimensi waktu dengan nenek saya.
Selama kurang lebih 3 hari 2 malam saya menjaga nenek saya di rumah sakit bersama kakak saya, nenek meninggal di depan mata saya. Sungguh saya ingin menangis, tetapi saya tahan karena saya takut nenek tidak tenang. Jadi, saya mengiklaskan kepergian beliau. Saya beruntung masih bisa menjaga nenek sebelum beliau pergi.
Jika dahulu, nenek menyuapiku, kini berganti aku yang menyuapi nenek.
Jika dulu, nenek mengajakku bermain kini berganti aku yang mengajak nenek bermain.
Jika dulu, nenek yang mengganti popokku, kini berganti aku yang mengganti popok nenek.
Hidup benar-benar berputar. Dan, saya sangat bersukur bisa menggantikan tugas nenek dulu.
Saya sangat merindukan beliau.
Saya sangat merindukan mereka.
Namun, memang seperti inilah kehidupan. People come and go, we cant to change. We only can to move on.
Ya, yang bisa kita lakukan saat ini adalah melanjutkan hidup.
Life is choice. You can stand in here or you can move to get another life. It is your choice!
Keep Living!
Wulansari,
Mojokerto, 11 Juni 2014
09:00
benar mba,
ReplyDeletesemua seperti itu, kita hanya perlu menyikapi dengan bijaksana
jangan pernah curiga dengan orang baru
barangkali suatu saat nanti kita menjadi orang yang akrab
dan tentang mereka yang pergi..
pada dasarnya hanya fisik dan visual saja yang pergi
kadang mereka akan selalu ada di hati kita
jika kita percaya
ketika kita bertemu, pasti kita berpisah lalu tuhan ciptakan rindu
dan rindu itu akan terobati nanti mba,
dikehidupan yang lain
keep spirit mba.
:D :)
Terima kasih :)
Deletelama tidak berkunjung kemari, bagaimana kabarnya teman, sehat kan ?
ReplyDeleteAlhamdulillah :)
Delete