Diantara rinai hujan di bulan Februari, gemercik air kian menembus lorong-lorong waktu, dan kisah yang terus berjalan tanpa bisa kuhentikan. Kukatakan pada masa laluku, aku merindukannya. Aku merindunya selayaknya seorang bocah yang merindukan setangkup ice cream di siang hari. Merindukan rasa dingin ice cream yang melumer kala itu, bersamamu.
google.com |
Dua bulan lagi. Ya. Dua bulan lagi, genap setahun setelah pertemuan pertama kita. Kenangan yang aku kemas dalam memori tersendiri, yang orang lain tak akan mengerti arti kenangan tersebut. Mereka menyebutku perempuan bodoh yang masih mau hidup dalam masa lalunya. Tapi, kamu begitu berarti untukku hingga kutak sanggup melepaskanmu bahkan untuk melepaskan kenanganpun aku tak sanggup.
Tenanglah, aku bukan perempuan gila. Aku hanya perempuan pemeluk kenangan, meskipun kenangan itu menancapkan durinya hingga kumeringis kesakitan. Percayalah aku tidak apa-apa.
Maafkan dia... karena apapun yang kau lakukan tak akan membuatnya kembali. Bukan. Bukan karena kau tak pantas untuknya. Melainkan karena dia tak pantas untukmu
ReplyDelete