Wanita mana yang ingin diduakan, dan menjadi yang kedua. Tidak ada. Akan tetapi, bagaimana penjelasan dari alasan cinta? Cintaku buta. Bukan hanya buta, bahkan tuli!! Pura-pura tidak melihat seorang wanita disampingnya, pura-pura tidak mendengar sebutan nama indah kekasihnya.
Mungkin semua mata memandangku hina, tapi apakah mereka tau, aku tak sehina mereka kira. Ini cinta!! Cinta itu indah. Cinta itu anugerah!! Sampai-sampai cinta membuatku menjalani ini semua dengan ikhlas.
Detik pertama aku bilang cinta, saat itulah aku menerima semua resiko jadi yang kedua. Ada yang bilang “lebih baik jadi yang kedua dinomor satukan, daripada jadi yang pertama tapi dinomor duakan”, tapi tidak bagiku. Nomor dua tetaplah nomor dua.
Aku memandang diriku dicermin, menata rambut hitam sebahuku. Mengoles lipstik merah dibibirku. Aku tidak bisa menahan laju jantungku, untuk menciptakan kebahagiaan. Aku akan nonton bersama Rasta, untuk pertama kalinya. Setengah jam sebelum perjanjian aku sudah siap. Aku segera menuju teras depan kos-ku, duduk dan menunggu pangeranku datang. J
15 menit lagi Rasta akan datang...
Aku pandangi terus pintu gerbang kos-ku, aku membayangkan wajah tampan Rasta, aku akan tersenyum saat dia didepan gerbang kos-ku.
30 menit berlalu....
Rasta terlambat. Huft... wajar laki-laki sering molor. Aku beranjak dari dudukku dan membuka pintu gerbang. Dan berdiri disana menunggu Rasta.
30 menit berlalu (lagi)...
Tidak biasanya Rasta seperti ini. Ini terlalu lama untuk kata terlambat. Aku mulai gelisah. Kurpandangi jalan, sesekali kupandangi tiket ditanganku. Sekarang pasti filmnya sudah dimulai, batinku.
Aku tidak bisa sms Rasta, kami berkomunikasi hanya lewat facebook. Pasti semua mengira aku bodoh, mau dibohongi Rasta, tapi itu permintaanku. Karena aku ingin terus bersama Rasta.
Aku berjalan memasuki kos dengan langkah lunglai, aku tidak bisa menyembunyikan raut sedih diwajahku. Sakit. Aku harus bisa menerima ini. Ini resiko yang aku ambil.
Aku merebahkan tubuhku dikasur, tanpa mengganti baju. Perlahan tapi pasti air mataku mulai membasahi pipiku, bedak yang kupakai mulai luntur. Tidak ada yang tau akan kesedihanku, mereka hanya menganggapku sebagai perebut pacar orang, hanya itu yang mereka tau.
“Ting...Toong....”
“Diraaa.... ada tamuu....”, teriak Mila teman kos-ku.
Aku segera bangkit dan mengganti bajuku dengan baju santai, dan mencuci mukaku. Aku berlari kecil menuju pintu gerbang. Aku tau siapa yang datang, tamu yang sama, seperti biasanya.
Aku melihat Rasta bersama motornya dibalik pintu gerbang. Aku mendekatinya...
“Ra, maaf. Aku bikin acara kita batal...”ucapnya begitu aku didekatnya.
Aku mencoba menahan amarahku. Aku tidak mau Rasta tau aku sedih, aku takut jika dia tau, dia tidak tega untuk melanjutkan hubungan ini.
“Kenapa?”
“Rinda tiba-tiba sakit, dan aku diminta untuk mengantarnya kedokter.. Maaf, lain kali pasti tidak seperti ini..”
Hatiku sakit. Perih. Segitu cintanya kah dia sama Rinda? Sampai dia membatalkan janjinya padaku. Oh ya, aku lupa. Aku nomor dua.
“Iya, tidak apa-apa kok!” jawabku mencoba ceria. Tapi mungkin aku gagal.
Rasta mencium keningku. Dan semua kesedihan sirna.
J JJ
Diary Rinda
Kebahagiaan ini hanya kebohongan belaka. Aku bahagia memiliki Rasta, penuh. Tapi aku tidak bisa menyentuh bagian sisi gelap hatinya, sisi gelap yang dimiliki wanita lain. Aku ingin mencapai sisi gelapnya, tapi sisi itu sudah diisi orang lain.
Aku tidak tau harus menyimpan kenyataan ini sampai kapan. Sampai kapan aku bisa menjalani ini? Sudah hampir 4 tahun kami bersama, hampir tidak ada rahasia diantara kami. Tapi kini rahasia itu muncul dengan sendirinya kepermukaan. Saat aku meminjam notebook miliknya, aku membuka browser, dan langsung terbuka akun facebook miliknya.
6 pemberitahuan, 2 permintaan teman, 1 pesan.
Tidak ada yang menarik, tapi entah mengapa satu pesan itu membuatku penasaran. Aku membukanya. Dan seketika itulah rahasia itu kuketahui. Disana tertulis nama Radira khaylila. Banyak kata cinta dan sayang dipesan itu, bukan Cuma dari wanita itu, tapi juga dari Rasta. Emosiku memuncak, ingin rasanya aku memaki wanita itu dan memarahi Rasta. Tapi kuurungkan niatku setelah membaca salah satu pesan dari wanita itu.
“Aku tidak ingin menyakiti Rinda, dia wanita, sama sepertiku, aku tidak ingin kalian putus karena aku, tolong jaga hubungan kalian seperti kita menjaga hubungan kita, tetaplah jadikan Rinda nomor satu, dan aku nomor dua. Isilah sela-sela waktumu denganku saat Rinda tidak bisa mengisinya”
Begitu cintanya kah Radira pada Rasta?
“Aku mencintaimu, Radira. Semua kebaikanmu terhadap Rinda, adalah alasan aku mencintaimu. Aku akan menjaga hubungan ini. Seperti permintaanmu”
Kekasihku yang sangat kucintai mencintai wanita lain. Siapa yang tidak sakit mengetahui semua ini, tapi apa yang harus kulakukan saat mereka berdua saling berjanji menjaga hubungan seperti ini.
Aku juga akan menjaga hubungan ini, demi Rasta.
JJJ
Diary Rasta
Aku bahagia. Hidupku sempurna. Mencintai dan dicintai wanita cantik seperti Rinda. Senyumnya yang selalu kurindu. Sentuhan lembutnya yang selalu ingin kurasakan setiap detik, seperti candu dalam hidupku.
Memiliki Rinda adalah hal terindah dalam hidupku, adalah mawar penghias taman hidupku. Tapi dari semua kesempurnaan yang dimiliki Rinda, ada sesuatu yang kosong dalam hatiku. Ruang gelap yang belum bisa diisi oleh Rinda.
Sisi gelap yang mampu diisi oleh Radira. Wanita yang kutemui satu tahun yang lalu. Dia bukan wanita yang cantik dan sesempurna Rinda. Dia bukan mawar, tapi dia bunga ditepi jalan, dan aku memungutnya untuk menghiasi taman hidupku. Hanya dia yang mampu mengisi sisi gelapku. Sorotan mata sayunya, saat kami bertatapan dikampus, membuatku selalu ingin memilikinnya. Membuatku selalu ingin menjamahnya. Dia yang hanya selalu tersenyum saat berbicara denganku membuatku ingin berada disisinya.
Sebagai laki-laki bukannya aku tidak tegas. Tapi aku tidak bisa memilih salah satu dari mereka, karena mereka sama-sama aku cintai, sama-sama yang melengkapi hidupku.
Hari ini aku janji dengan Radira untuk nonton, aku sudah siap-siap untuk pergi, sampai ada sms masuk dari Rinda.
“Ay, aku sakit. Bisa antar aku ke Dokter?”
Aku bingung. Aku tidak sempat berfikir bagaimana cara aku memberitahu Radira, aku segera menuju kos Rinda.
Aku melihat Rinda didepan teras kos-nya.
“Kamu tidak apa-apa , Ay?”
Dia menggeleng. Aku memegang keningnya.
“Bukan disitu, Ay, yang sakit. Tapi disini...” ucapnya sembari memegang dadanya.
Aku segera memeluknya. Apa dia sudah tau hubunganku dengan Radira? Apa aku menyakitinya? Aku benar-benar lelaki bodoh! Aku tidak bisa menjaga kedua wanitaku.
Radira maafkan aku. Aku tidak bisa menjaga hati Rinda.
Jam sudah menunjukan pukul 11 malam, aku tidak yakin Radira masih terjaga. Tapi aku harus menemuinya.
Aku menunggu didepan gerbang kosnya, tak lama kemudia Radira keluar. Dia memandangku. Aku melihat jauh didalam matanya, ada kemurungan disana. Saat aku minta maaf dan mengutarakan alasanku, dia bilang tidak apa-apa dan hanya tersenyum.
Dia mencoba menutupi kesedihannya, tapi aku tau bagaimana Radira. Wanita pemalu yang bisa mengisi sisi gelapku. Tidak ada maksud dariku untuk mempermainkan cinta Radira, karena aku juga sangat mencintainya.
Sentuhan yang berbeda yang Radira berikan untukku. Sentuhan yang bertolak belakang dengan Rinda. Radira sulit kutebak. Penuh dengan tanda tanya matanya, disetiap jengkal tingkahnya. Membuatku cinta.
Aku mencium keningnya. Aku hanya ingin meyakinkannya, bahwa aku mencintainya, meskipun dia nomor dua.
Wulan sari, 26-12-11
Hmmmm... menarik :)
ReplyDeleteThanks....
ReplyDelete