Jungkir Balik Dunia Freelance - Pekerjaan
menjadi seorang penulis merupakan impian saya sejak dulu. Lama sekali sebelum
saya tahu kalau ngeblog bisa menjadi pekerjaan yang menjanjikan. Saya mengenal
salah seorang penulis novel, pekerjaan utamanya adalah ya menulis novel. Kerjanya
santai, nulis di kafe, jalan-jalan mencari inspirasi. Dan saya pun memutuskan
untuk hidup seperti itu. Menjadi bebas, tanpa beban, tapi tetap menghasilkan
income.
Saya selalu
berdoa kepada Tuhan, agar saya mendapatkan pekerjaan impian saya, yaitu menjadi
novelis dan hidup seperti penulis novel yang saya ceritakan di atas. Dan,
impian saya terwujud. Saya menjadi penulis dan mendapatkan penghasilan dari
menulis. Tetapi, bukan menulis novel melainkan menulis di blog.
Paling nggak, 80% sudah mencapai keinginan.
Saya pun
menjadi freelancer mencari pekerjaan
via online dan mengerjakannya di
rumah. Tentu saja, setiap bulan saya mendapatkan income dari menulis blog, buzzer, dan desain blog. Alhamdulillah,
saya benar-benar mensyukuri hal tersebut.
Teman-teman
yang sering mampir ke blog saya ini, pastinya sudah sering melihat iklan
terselubung dalam setiap artikel saya. Selengkapnya mengenai hal itu bisa
membaca Disclaimer di atas.
Yang akan saya
bahas di sini adalah mengenai cerita freelancer dari sudut pandang saya. Sebagai informasi, saya sudah melakukan pekerjaan lepas
ini semenjak saya lulus kuliah dan baru berhasil (saya katakan berhasil karena income yang saya dapatkan cukup
memuaskan) sekitar satu tahun belakangan. Sedangkan saya lulus sudah hampir
tiga tahun. Kira-kira, bulan Maret besok sudah tiga tahun dari wisuda saya.
Saya nganggurnya lama sekali ya?
Its oke.
Awalnya, memang
tidak mudah untuk bekerja di rumah, terlebih lagi saya tinggal di kampung dan
saya menyandar gelar diploma. Tentunya, orang kampung beranggapan saya akan
bekerja di tempat yang mapan dan mentereng, karena saya kuliah. Pun kedua
orangtua saya.
Benar-benar
tidak mudah waktu itu, terlebih lagi saat itu saya belum mendapatkan income yang pasti. Bahkan, saya pernah
tidak bisa membeli pulsa internet padahal hidup saya harus terhubung ke
internet. Minta orangtua pun gengsinya minta ampun.
Kamu ingin kerja di rumah, kemudian tak
punya duit. Minta orangtua, sedangkan kamu sarjana.
HAHA.
Percayalah,
saya sudah melamar kerja di sana sini, tapi tak ada yang mau mempekerjakan
seorang introvert seperti saya.
Dan percayalah,
menjadi sarjana itu tidak mudah.
Well, saya akan membahas atau curhat
lebih jauh nanti mengenai hal tersebut. Sekarang, saya akan curhat versi lain
yang tak jauh-jauh mengenai freelance.
Bulan depan dapat nggak, ya?
Ini beneran
loh. Setiap akhir bulan, setelah pembukuan itung sana sini, yang ternyata sisa
duit bulan ini tinggal sekian, sedangkan catatan sekian, dan beberapa belum
masuk rekening. Saya akan memikirkan hal ini. Bulan depan dapat nggak, ya?
Dapat berapa ya? Kalau nggak dapat bagaimana?
Pemikiran
semacam itu terus menerus menghantui saya. Kemudian, saya akan terus menerus
mengucapkan syukur. Berpikiran positif dan selalu percaya sama Allah. Rejeki
sudah ada yang atur. Begitu terus. Tapi, akhir bulan depan saya akan berpikiran
hal yang sama.
Ya begitulah, terus muter nggak berujung.
Rejeki sudah ada yang atur, kita yang
menentukan
Rejeki memang
sudah ada yang atur, tapi kalau kita tidak bertindak dan menentukan, mana bisa.
Memang sih, beberapa akan datang sendiri, dengan kotak masuk meminta
didesainkan blognya atau email masuk menawarkan sponsored post di blog saya. Tetapi,
tidak selamanya akan seperti itu. Maka, yang saya lakukan adalah mencari
informasi job di situs-situs
freelancer atau informasi di grup-grup facebook.
Kenapa harus
demikian? Karena kita pekerja lepas, dan pekerja lepas bukan hanya kita. Kalau
ingin mendapatkan penghasilan, ya harus bergerak. Jangan mau menunggu. Kalau
bisa jemput, ya jemput saja. Percayalah, di luar sana banyak pekerja lepas
juga. Sama-sama cari penghasilan, pun banyak orang yang iri sana sini.
Freelancer tanpa nabung, bagai pacaran
tanpa nikah
Sebenarnya, tak
hanya menjadi freelancer saja untuk masalah nabung. Tapi, pekerjaan apa pun
harus rajin menabung. Sisihkan uang 20% dari tabungan atau berapapun itu.
Sangat perlu. Biar kita tahu, kalau kita ini bekerja. Terutama menjadi
freelancer ya. Kerjanya nggak kelihatan, tapi hasilnya harus kelihatan dong.
Caranya ya, dengan menabung. Sejak menjadi freelancer
saya jadi rajin menabung. Menabung bagi saya wajib hukumnya. Berapapun. Jangan
sampai ya, akhir bulan hanya ada catatan-catatan tak bertuan. Horor, kan?
Dengan menabung
pun menjadi semacam reward bagi diri
sendiri. Jadi ketika melihat buku tabungan, saya akan semakin semangat untuk
mengumpulkan pundi-pundi emas. Membuat saya semakin menghargai pekerjaan juga.
Kehidupan ini tak pasti, tapi hidup
freelancer lebih tak pasti lagi.
Belajar menahan diri, boros haram hukumnya
Ini judulnya
ngibul sekali ya. Padahal saya salah satu freelancer
boros. Astaga, saya susah sekali menahan diri untuk tidak beli-beli. Padahal,
saya hanya membiayai kehidupan saya sendiri. Tinggal dan makan pun sama
orangtua. Seharusnya, saya bisa menabung lebih. Tapi, susah sekali. Itu
Alhamdulillah sekali saya bisa menabung setiap bulannya.
Dan inilah
alasan kenapa saya jarang sekali nongki-nongki cantik di kafe, karena itu
merupakan salah satu hal yang membuat kita boros. Ternyata ya, meskipun ada
penghasilan, ke mana dan nongkrong di mana pun perlu mikir dua kali. Takut
menjadi boros dan tidak bisa menabung.
Sebenarnya, belanja juga merupakan salah satu cara membahagiakan diri sendiri. Menjadi reward untuk diri sendiri. Belanja boleh saja sih, tapi harus menahan diri biar nggak boros. Begitu, ya.
Jangan coba-coba hutang, itu neraka!
Seperti yang
kita ketahui, income freelancer itu
tidak menentu. Terkadang bulan ini kaya raya, mungkin bulan depan biasa saja. Terkadang
kerjaan banyak, pemasukkan dikit. Kadang pekerjaan dikit, pemasukkan banyak.
Begitulah. Nano-nano. Makanya, karena itu benar-benar usahakan jangan hutang. Alhamdulillah,
sampai saat ini saya belum pernah menghutang. Takut sendiri. Apalagi mencicil.
Duh, lebih menakutkan lagi.
Kalau ingin
membeli sesuatu ya, menabung dulu saja. Biarpun sedikit lama, tapi paling tidak
kita tak perlu menghutang. Kalau ingin membeli tas kipling di Mapemall ya langsung beli cash. Nggak perlu menghutang, tinggal merelakan tabungan saja. hihi
Pertanyaan horor dunia freelance, kamu
kerja di mana?
Sudah saya
bilang, menjadi sarjana itu tidak mudah. Saat kamu kelihatan menganggur di
rumah – padahal menulis sampai mata merah, punggung sakit, dan melawan kantuk –
kamu akan ditanya kerja di mana? Nah, ketika saya ditanyai demikian saya akan
menjawab jujur. “Di rumah,”kemudian hening. Mereka akan berpikir, oh,
pengangguran atau oh apa. Itu kalau mereka berhenti bertanya. Kalau lanjut,
mereka akan bertanya “Kerja apa?”, kamu jawab,”Ngeblog.” Kemudian, kerutan di
dahi mereka semakin kentara. Mereka tidak tahu apa itu blogger, ngeblog,
freelancer, sosial media dan apalah. Tugas kamu adalah menjelaskan semua itu,
meskipun ending-nya mereka tetap
tidak mengerti.
Apa pun
keputusan kalian, kamu, saya, mereka, dan kita itu semua hak masing-masing.
Ingin keluar dari kantor dan memutuskan untuk menjadi fulltime blogger ya, monggo. Ingin tetap bekerja di kantor tapi
juga ngeblog, silakan. Yang tidak boleh itu menyamaratakan kehidupan oranglain
dengan kita. Bisa jadi, saya memang cocok bekerja di rumah, menjadi penulis,
blogger. Tapi, belum tentu orang lain cocok. Bisa jadi, memang bukan di sini
dunia mereka.
Well, apa pun itu, tetap semangat
menjalani hidup. Percaya Allah menyediakan segalanya untuk kita. Kita yang
harus menjemputnya.
Semangat.
ReplyDeleteJawabnya kerja di rumah tapi dapat duit.
Duitnya dari mana?
Deletengena banget sama diri sendiri mbak, ditanya teman kerja dimana? . kalau dijawab blogger, mereka nanya di perusahaan apa tu?. ya solusinya diem aja n mengalihkan pembicaraan mbak
ReplyDeleteDiam saja ya. Kalau dijelasin juga nggak bakalan ngerti.
Deleteya mbak, dijelasin juga mereka cuma berpikir kita hanya main main, kecuali kita bawaan mereka buku tabungan telah terisi tanpa mereka tahu darimana uang nya datang heheh
DeleteWkwwkk... sama mbak, beberapa bulan kemarin pas freelance, ortu juga berpikir kerja di mana? Padahal di dean laptop. Sambil freelance sekrang juga lagi belajar jualan di toko online. Soalnya freelance gak tetap
ReplyDeleteSaya juga pengen jualan. Tapi, jualan apa?
DeleteKerjane ora ketok hehehe, rezeki sudah ada yang ngatur ya mba, yang penting sebagai mansuia kita ikhtiar.
ReplyDeleteSemangat
Iya mbak. Alhamdulillah
DeleteSaya memulai freelance ini bahkan dari kondisi minus alias berhutang. Benar emang jungkir baliknya sengeri halilintar di dufan. Tapi kalo bisa melewati fase jungkir balik ini, insya Allah ujungnya manis.
ReplyDeleteSemangat! :-D
Banget. Alhamdulillah ya :)
DeleteDunia freelance memang unik sih
ReplyDeleteBonusnya bisa ngatur waktu sendiri
Bener banget mbak
DeleteYang penting menghasilkan uang *eh
ReplyDeleteITU PENTING!
DeleteBener banget freelance itu deg2an mulu hehehe, mesti pinter2 mengatur pendapatan. Selalu berdoa kenceng semoga ada rejeki halal di bulan2 berikut nya
ReplyDeleteTulisan bagus, mbak. Aku juga lagi belajar belajar nih bisa ngehasilin duit dari nulis nulis hehe, walaupun belum seberapa.
ReplyDeletePekerjaan sebagai blogger sekarang sudah mulai menjanjikan ya mbak :)
ReplyDeleteDi rumah dapat uang itu bikin bingung orang awam, mba.
ReplyDeleteSemoga rejekinya lancar mba.
Mba wulan kok mirip banget sama aku.. 😐 cuma sekarang aku ga freelancer karena ga tahan klo ditanya "kerja dimana?". Setelah 8bulan "nganggur" akhirnya aku putuskan utk mengajar sambil ngeblog juga,, income blog belum seberapa tapi aku suka blogging. Dan ketika ada sponsor yg datang, itu something banget 😊
ReplyDeleteI feel you, Wulan hahaha. Terutama soal ngatur duit. Suka sebel kalau ada yang bilang lah gimana entar aja. Meski ada aja rejeki yang masuk, pas beneran bokek dan harus nunggu waktu cair itu kayak kebelet pipis di angkot dan susah nyari toilet umum yang paling deket (analogi absurd emang hahaha). Ya kali punya suami bisa minta, kalau masih single minta siapa coba?
ReplyDeleteToss wulan, aku juga merasakan beratnya cari kerja hingga akhirnya mengukuhkan diri jadi penulis buku dan blogger yang kerja di rumah, tiap bulan deg2an emang haha
ReplyDeleteHebat lo yang bisa kerja di rumah yang bisa fokus, disiplin, kejar target. Karena di rumah justru banyak tatangan dan godaannya 😂😂
ReplyDeleteyang penting dapet uang dan berkarya kan?
ReplyDeleteBetul wul...nabung itu perlu. Nabung itu wajib... uang yg aku dapatkan dari kerjaan beginian emang sengaja nggak aku utak atik. Alhamdulillah sudah cukup buat travelling ala ala, tp aku mau nabung terus buat dana simpanan/cadangan. Saling mendoakan wul...semoga halal dan berkah...amiiin
ReplyDeleteSip mbak, semoga sukses aku juga batu memulai hehe dari dulu kok memulai ya hehe
ReplyDeleteMalahan ada yg bilang cari duitnya ngepet karena ga pernah keluar rmh -_-
ReplyDeleteyang penting tetap berkarya terus dan bonus akan mengikuti kok
ReplyDeleteDi desa pekerjaan freelance penulis dan ngeblog itu sangat tidak populer bahkan tidak ada yang tahu. Jika ada yang bertanya ke saya mengenai kerjakan saya, sekarang ini saya gak perlu menerangkan sampai berbuih cukup menyuruh mereka baca postingan saya di blog yang membahas hal tersebut, mengerti atau tidak urusan mereka sendiri yang penting sudah usaha
ReplyDeletekalo ditanya bilang aja jualan di internet mbak, hehe jual jasa desain blog, jasa promosi (via review), dll termasuk jualan kan, daripada ntar yg tanya pada pusing denger istilah blogger dll :D
ReplyDeleteaku juga ngerasain itu, akhir taun kmrn jd sarjana, pada ditanyain semacam sudah kerja blm, kerja dmn, aku jawab aja jualan di internet, hehe
bener mbak munasyaroh di desa malah kalau cuma kerja ngeblog and dapat jog .. eh malah disangka melihara tuyul ... ngeblog bagi saya hanya untuk menuntaskan rasa dahaga saya dalam berkarya
ReplyDeletehai Wulan, beruntung banget ya bisa bekerja sesuai cita-cita. semoga pendapatan sebagai freelancer semakin meningkat, amin ^^
ReplyDeleteKisahnya keren banget Mbak.. Hanya akan ditekuni oleh orang-orang yang berani! sugooi!
ReplyDeleteKalo aku ditnaya pekerjaan, sekarang bisa jawab santai, "Sistem remote Mbak/Mas, bisa dikerjakan dari rumah." :D
ReplyDeleteAku pun termasuk freelancer yang boros, gampang banget tergoda promo. XD